Tim Ekspedisi Sangihe Luncurkan Buku

Buku “Cerita dari Beranda Negeri” karya mahasiswa UGM yang melakukan Ekspedisi di Kepulauan Sangihe, pertengahan tahun lalu. FOTO: DOK. UGM.AC.ID

Yogyakarta – Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Tim Ekspedisi Sangihe meluncurkan buku dengan judul “Cerita dari Beranda Negeri.”

Tahun lalu, tim yang terdiri dari 15 mahasiswa ini melakukan ekspedisi di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Kegiatan “UGM Maritime Culture Expedition, Sangihe: The Northern Gate of Nusantara” ini berhasil memetakan dan menginventaris peninggalan budaya maritim Kepulauan Sangihe.

Para anggota tim mendokumentasikan pengalaman, serta temuan mereka dalam buku tersebut. Buku ini bercerita tentang perjalanan panjang dan berliku 15 mahasiswa UGM lintas disiplin ilmu dalam melakukan ekspedisi di ujung utara negeri, perbatasan Indonesia dan Filipina.

Ketua tim ekspedisi, Fuad Anshori mengatakan beberapa hal yang menarik dari buku ini, yakni temuan kapal karam yang diduga milik Jepang pada Perang Dunia II dan dua buah jangkar kuno. Jangkar kuno ini diduga berasal dari abad ke 18 Masehi.

“Terdapat juga berita bahwa Ekspedisi Agung Ferdinand Megellan pada awal abad ke 16 Masehi dalam misi menemukan Pulau rempah untuk pertama kalinya juga melintasi Kepulauan Sangihe,” kata Fuad, seperti dikutip ugm.ac.id.

Fuad menulis buku ini bersama lima temannya yang terlibat dalam ekspedisi Sangihe. Masing-masing Sultan Kurnia, Natasha Devanand, DK Sandy, Lengkong Sanggar dan Muhamad Destrianto. Para mahasiswa ini berasal dari Jurusan Arkeologi, Antropologi, Sejarah dan Komputer Sistem Informasi. Mereka mengungkap peranan penting Kepulauan Sangihe sebagai pintu gerbang nusantara pada masa lalu, kini dan esok.

Dari hasil ekspedisi yang tertuang dalam buku tersebut, dapat diketahui Kepulauan Sangihe memiliki peranan penting dalam berbagai aspek. Seperti sejarah budaya, sosial politik, keamanan, serta memiliki potensi ekonomi dan pariwisata yang cukup besar.

Secara khusus, buku ini juga bercerita tentang aksi terorisme yang belakangan ini sering terjadi di Indonesia. Disebutkan bahwa Sangihe adalah pintu masuk penyebaran paham dan aksi terorisme dari Filipina Selatan.

Kumpulan tulisan populer di dalam buku “Cerita dari Beranda Negeri” ini baru selesai diproduksi Juli lalu. Buku ini mendapat respons yang baik dari berbagai kalangan, mulai dari pemerintah, akademisi, hingga masyarakat umum.

Hingga saat ini, buku ini telah dipesan dari berbagai wilayah di Indonesia, mulai dari pulau Sumatra, Jawa, Sulawesi, hingga Papua.

Buku ini sebagai bentuk pertanggungjawaban kegiatan UGM Maritime Culture Expedition dan ucapan terima kasih kepada masyarakat dan pihak-pihak yang telah mendukung kegiatan ekspedisi Sangihe. “Seluruh keuntungan dari penjualan buku ini akan didonasikan kepada anak-anak di Sangihe dalam bentuk perlengkapan sekolah,” katanya.*

 

Exit mobile version