BANYAK aspek yang perlu mendapatkan titik temu dalam merumuskan pengembangan kapal layar pinisi sebagai warisan dunia yang dimiliki Indonesia.
Seperti mengatasi permasalahan penyediaan bahan baku kayu untuk pembuatan pinisi. Kemudian, bagaimana modernisasi teknologi pinisi, galangan dan pemasaran kapal pinisi ke depan.
Untuk itu, Yayasan Makassar Skalia (YMS) dan Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
FGD ini akan berlangsung Senin (17/12), dengan tema “Merawat Pinisi sebagai warisan budaya bahari Indonesia. Kegiatan FGD masih dalam rangkaian program Ekspedisi Pinisi Bakti Nusa.
Pembahasan tema ini menghadirkan nara sumber, antara lain Dewan Pakar ISKINDO dan dosen Universitas Hang Tuah Dr Bagiyo Suwasono, serta Sekretaris Asosiasi Panrita Pinisi Bulukumba H Muh Asri Arab.
Nara sumber lainnya, dari Bidang Koordinasi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan dan Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan.
Tujuan FGD untuk mengidentifikasi permasalahan dalam pengembangan produksi perahu pinisi secara ekonomi, sosial dan budaya. Selain itu, mendorong regulasi dan kebijakan untuk melindungi budaya, keterampilan pembuatan, pemanfaatan dan sertfifikasi pinisi.
Komentar tentang post