“Laporan ini merangkum keadaan iklim dan kejadian ekstrim serta dampak sosial ekonomi di Asia pada tahun 2022. Pada tahun 2022, banyak wilayah di Asia mengalami kondisi yang lebih kering dari normal dan kekeringan,” kata Sekretaris Jenderal WMO Prof. Petteri Taalas.
“China, khususnya, mengalami kondisi kekeringan yang berkepanjangan, yang mempengaruhi ketersediaan air dan pasokan listrik. Perkiraan kerugian ekonomi akibat kekeringan yang melanda banyak wilayah di China mencapai lebih dari US$ 7,6 miliar. Pakistan, sebaliknya mengalami bencana banjir.”
“Sebagian besar gletser di wilayah High Mountain Asia mengalami kehilangan massa yang intens sebagai akibat dari kondisi yang sangat hangat dan kering pada tahun 2022. Ini akan memiliki implikasi besar bagi ketahanan pangan dan air serta ekosistem di masa depan,” katanya.
Laporan tersebut, salah satu dari serangkaian laporan Negara Iklim regional WMO, dirilis selama pertemuan Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (ESCAP) Komite Pengurangan Risiko Bencana.
Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Sekretaris Eksekutif ESCAP, Armida Salsiah Alisjahbana, mengatakan Rencana Tindakan Eksekutif untuk Peringatan Dini untuk Semua dari Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang dipimpin bersama dalam pelaksanaannya oleh WMO dan Kantor Pengurangan Risiko Bencana Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDRR), lebih kritis di Asia, yang merupakan negara dengan bencana terbanyak di dunia.
Komentar tentang post