Darilaut – Bambu berperan penting dalam pengendalian perubahan iklim, selain itu, memiliki banyak manfaat secara sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan.
Kepala Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BSILHK), Ary Sudijanto, mengatakan, perlu dukungan dan sinergi dari banyak pihak, lintas sektor, dari tingkat tapak sampai pengambil kebijakan dalam upaya pengendalian perubahan iklim.
Khususnya dalam pengembangan bambu, sehingga menjadi bagian dari tujuan dan target kita dalam penurunan emisi dan target kontribusi nasional dalam pengendalian perubahan iklim, kata Ary.
Ary menjelaskan bambu belum mendapatkan dukungan dan perhatian optimal dalam pengembangan dan pemanfaatannya.
Namun, seiring kemajuan teknologi dan menajamnya isu perubahan iklim, pemanfaatan bambu sebagai sumber daya alam terbarukan semakin meningkat.
“Hal ini didukung dengan munculnya kesadaran akan gaya hidup ramah lingkungan, pembangunan hijau (green development) serta ekonomi sirkular (circular economy),” ujar Ary.
Manfaat bambu yang semakin luas, maka aspek kelestarian sumber daya bambu di sektor hulu menjadi sangat penting. Karena itu, Ary menyampaikan komitmen BSILHK untuk menghasilkan standar-standar yang diperlukan dalam pengelolaan bambu dan pemanfaatannya.
Pemanfaatan bambu terbagi dalam dua kelompok, yakni sebagai material produk komoditas dan dalam peran ekologisnya untuk jasa lingkungan.
Meskipun tampak bertujuan yang berbeda, masing-masing pemanfaatan tersebut dapat memberikan nilai ekonomi dan nilai ekologi bagi masyarakat dan lingkungan.
“Tidak hanya penyusunan standar, namun juga memastikan ekosistem pengembangan usaha bambu dapat dijalankan. Kita ke depan harus bisa lebih berperan dalam mengembangkan kegiatan bambu,” kata Ary dalam Talkshow bertema “Bambu Solusi Berbasis Alam: “Penggerak Ekonomi Rakyat dengan Produk Ramah Lingkungan”.
Kegiatan ini dalam rangkaian Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, Energi Terbarukan (LIKE), yang diselenggarakan KLHK di Jakarta (17/9).
Festival LIKE berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 16 hingga 18 September 2023 dan terbuka untuk masyarakat umum.
Selain talkshow, festival juga dimeriahkan oleh pameran mengenai segala aspek lingkungan hidup dan kehutanan, coaching clinic, dan pertunjukan seni budaya tradisional dan modern.