Darilaut – Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengatakan cuaca ekstrem berupa gelombang panas secara serentak menghantam sebagian besar belahan bumi utara. Rekor suhu harian dan di stasiun baru pecah, dan ada kemungkinan beberapa rekor nasional berubah.
WMO akan memeriksa catatan suhu baru yang potensial saat gelombang panas berlanjut.
Bulan Juni mencatat rekor suhu rata-rata global terhangat, yang berlanjut hingga Juli, menurut angka awal.
Menurut Sekretaris Jenderal WMO Prof. Petteri Taalas, cuaca ekstrem – kejadian yang semakin sering terjadi dalam iklim pemanasan kita – berdampak besar pada kesehatan manusia, ekosistem, ekonomi, pertanian, pasokan energi dan air.
Hal ini, kata kata Prof. Taalas, menggarisbawahi semakin mendesaknya pengurangan emisi gas rumah kaca secepat mungkin. Selain itu, kita harus meningkatkan upaya untuk membantu masyarakat beradaptasi dengan normal baru.
“Komunitas WMO memberikan prakiraan dan peringatan untuk melindungi kehidupan dan mata pencaharian saat kami berusaha mencapai tujuan Peringatan Dini untuk Semua,” kata Prof. Taalas, melansir siaran pers WMO, Selasa (18/7).
Sementara itu, curah hujan yang tinggi telah menyebabkan banjir besar dan korban jiwa di beberapa negara, seperti di Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat bagian timur laut.
Komentar tentang post