Darilaut – Cumi-cumi memiliki kemampuan untuk memancarkan cahaya yang disebut bioluminesensi.
Bioluminesensi adalah suatu fenomena pancaran cahaya tanpa mengeluarkan panas melalui proses reaksi kimia pada suatu organ organisme hidup.
Pancaran cahaya tersebut dapat dijumpai pada beberapa kelompok organisme. Seperti pada bakteri, jamur, plankton (algae), insekta (serangga), invertebrata (cumi/cephalopoda) dan vertebrata (ikan)
Peranan pancaran cahaya masing-masing organisme berbeda-beda pula.
Seperti pada hewan cephalopoda, fungsi organ cahaya berfungsi untuk penyamaran dirinya. Sehingga akan membingungkan dan menyilaukan lawannya, serta komunikasi dengan hewan lainnya.
Pengobatan
Pemanfaatan cumi-cumi di Indonesia masih sangat terbatas pada ekspor bahan baku dalam bentuk segar, kering, dan beku.
Namun di negara lain, seperti Jepang, cumi-cumi telah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pangan untuk peningkat cita rasa yang berfungsi bagi kesehatan.
Selain itu, cumi-cumi berpotensi sebagai penyusun kulit buatan dalam aplikasi biomedik berupa plastik untuk implan dan karbon fiber karena bersifat kuat dan ringan.
Cumi-cumi mengandung metabolit sekunder yang bermanfaat sebagai bahan baku obat seperti antiinflamasi, antihipertensi, antidiabetes, dan antimikroba.
Komentar tentang post