Kamis, Juli 17, 2025
Beri Dukungan
redaksi@darilaut.id
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Bisnis dan Investasi
    • Pemilu & Pilkada
    • Kesehatan
  • Eksplorasi
  • Kajian
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
    • Orca
    • Hiu Paus
    • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Iklim
  • Advertorial
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Bisnis dan Investasi
    • Pemilu & Pilkada
    • Kesehatan
  • Eksplorasi
  • Kajian
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
    • Orca
    • Hiu Paus
    • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Iklim
  • Advertorial
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Home Kajian

Cornelis de Houtman Terkapar di Tangan Perempuan Perkasa Laksamana Malahayati

redaksi
24 Februari 2020
Kategori : Kajian
0
Cornelis de Houtman Terkapar di Tangan Perempuan Perkasa Laksamana Malahayati

Laksamana Malahayati, perempuan perkasa dari Aceh yang bertarung dan menewaskan Cornelis de Houtman dalam duel satu lawan satu di atas kapal Belanda, 11 September 1599. (Sumber: Nontji, 2020)

SIAPA yang tak kenal dengan Cornelis de Houtman? Penjelajah Belanda ini tercatat yang pertama menemukan jalan pelayaran ke Nusantara.

Inilah pembuka kolonialisme. Babak awal kedatangan Belanda yang kelak menguasai perdagangan rempah-rempah.

Selanjutnya menanamkan cengkeraman kekuasaannya di negeri kepulauan hingga berabad-abad.

Advertisement

Namun, siapa sangka, de Houtman (1565-1599) ternyata takluk pada seorang perempuan Aceh, Laksamana Malahayati.

Menurut Dr Anugerah Nontji pelayaran de Houtman yang berhasil mencapai Nusantara mungkin lebih merupakan musibah kemanusiaan ketimbang keuntungan ekonomi yang dapat diperolehnya dari pelayaran tersebut.

Setelah menjelajahi Nusantara, de Houtman disambut bagai pahlawan. Prestasinya merupakan kemenangan simbolis, yakni berhasilnya orang Belanda meretas jalan ke Nusantara.

Segera setelah kembali ke negeri Belanda, berbondong-bondonglah saudagar-saudagar Belanda mengirimkan kapal-kapalnya ke Nusantara. Berlomba menuju “Kepulauan Rempah-Rempah” (Maluku).

Mereka mengejar rempah-rempah yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat menggiurkan di pasar Eropa di masa itu. Tahun 1598 saja ada 22 kapal milik lima perseroan mengadakan pelayaran ke Nusantara. Meskipun hanya 14 kapal yang bisa kembali.

Ini adalah zamannya pelayaran-pelayaran liar (wilde vaart) yang penuh persaingan ketat tanpa kendali.

Halaman 1 dari 2
12Selanjutnya
Tags: AcehAnugerah NontjiBelanda
Bagikan20Tweet12KirimKirim
Previous Post

Teripang Sebagai Bahan Obat Anti Kanker

Next Post

Setelah Masuk Negara Maju, Ini Tantangan Ekspor Perikanan Indonesia

Postingan Terkait

Memidanakan Kebijakan Publik?

Memidanakan Kebijakan Publik?

5 Juli 2025
Percakapan Tardigrada vs Peneliti

Percakapan Tardigrada vs Peneliti

20 Juni 2025

Ini Adalah Garam

Filsafat Ilmu Kelautan Kontemporer—Bukan Sekadar Ngetik Data di Pantai

Implementasi Mapalus dalam Pembelajaran Ilmu Kelautan di Unsrat

Mapalus dan Pendidikan Sarjana Kelautan

Kilas Balik Kebijakan Kelautan Pra Kemerdekaan

Untuk Mereka yang Pergi Terlalu Cepat dalam Tugas Pengabdian

Next Post
Susi Pudjiastuti: Tidak Dijaga, Kita Akan Kehabisan Ikan

Setelah Masuk Negara Maju, Ini Tantangan Ekspor Perikanan Indonesia

Komentar tentang post

TERBARU

Siklon Tropis di Laut Filipina Bergerak ke Luzon Utara

Bibit Siklon Tropis 90S di Samudra Hindia Berpotensi Menjadi Siklon Tropis

Puisi “Nelayan Sangihe” Karya J.E. Tatengkeng

UNG Bahas Pemeringkatan QS World University Rankings

Fakultas Kelautan UNG Bahas Kebijakan Pembangunan Berbasis Data Ilmiah

Hutan Bukan Warisan Kolonial

AmsiNews

REKOMENDASI

Topan Toraji Bergerak di Laut Cina Selatan

Wartawan Profesional Harus Memahami Kode Etik Jurnalistik

World Environment Day, Pembangunan Berkelanjutan Tak Bisa Dicapai Tanpa Perlindungan Lingkungan

Peralihan Musim, Panas dan Hujan Silih Berganti

Bupati Elly Lasut Berbagi Ilmu di FIS UNG

BPPT Pantau Penurunan Tanah di Jakarta

Kategori

  • Advertorial
  • Berita
  • Biota Eksotis
  • Bisnis dan Investasi
  • Cek Fakta
  • Eksplorasi
  • Hiu Paus
  • Ide & Inovasi
  • Iklim
  • Kajian
  • kategori
  • Kesehatan
  • Konservasi
  • Laporan Khusus
  • Orca
  • Pemilu & Pilkada
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Travel
  • Video

About

  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Trustworthy News Indicators
Dari Laut

darilaut.id

Menginformasikan berbagai perihal tentang laut, pesisir, ikan, kapal, berita terkini dan lain sebagainya.

redaksi@darilaut.id
+62 851 5636 1747

© 2023 DARILAUT - Berita terbaru dan terkini hari ini - darilaut.id.

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Pemilu & Pilkada
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Travel
  • Iklim
  • Advertorial

© 2023 DARILAUT - Berita terbaru dan terkini hari ini - darilaut.id.

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.