Jalan Menuju Penanganan Perubahan Iklim (3)

PROF DR EDVIN ALDRIAN

Habibie Award

“Belajar, mendengar, membaca dan meneliti akan terus terjadi selama hayat dikandung badan.”

Rekayasa Kerjasama

Sangat dibutuhkan kerjasama dalam melakukan pekerjaan global. Pendalaman pengetahuan, peningkatan kapasitas dan kemajuan teknologi sangat membutuhkan kerjasama secara nyata dan menyeluruh.

Beberapa program kerjasama penguatan sains dan teknologi telah dilakukan untuk membuat program di tingkat nasional, regional dan internasional. Beberapa publikasi ilmiah telah diterbitkan dengan kerjasama nyata dalam hal sains perubahan iklim dan program adaptasi perubahan iklim.

Dalam hal volume publikasi, kerjasama regional merupakan metoda efektif dalam mengangkat penelitian. Para peneliti regional di tingkat Asia Tenggara percaya bahwa peningkatan kapasitas pakar lokal akan sangat penting dibandingkan kerjasama internasional memakai pakar negara maju untuk melihat permasalahan di wilayah regional.

Kerjasama pemodelan iklim regional ternyata lebih efektif ketika dilakukan secara voluntary antar negara-negara Asia Tenggara sendiri.

Dalam hal perubahan iklim kerjasama internasional sangatlah diperlukan. Lembaga PBB yang mengurusi perubahan iklim adalah IPCC (Intergovermental Panel on Climate Change) dan UNFCCC (United Nation Convention on Climate Change). Pada institusi pertama dilakukan kajian ilmiah masalah perubahan iklim yang akan dimanfaatkan oleh lembaga kedua untuk pengembangan kebijakannya.

Sangat diharapkan peran serta Indonesia dalam kedua lembaga tersebut. Selain akan mengetahui perkembangan dan arah terkini kebijakan perubahan iklim, keberadaan pakar Indonesia dapat turut serta mengarahkan kebijakan di masing-masing lembaga.

Peran serta aktif atau nyata akan terjadi apabila dilakukan oleh Executive Officer di masing masing lembaga tersebut. Sebagai contoh, keikutsertaan sebagai pakar IPCC akan dapat membantu posisi tawar Indonesia dalam pertemuan dan persidangan perubahan iklim. Pada akhirnya, diharapkan bahwa delegasi Indonesia di UNFCCC dapat mengikuti pertemuan dengan membawa dasar saintifik lokal yang kuat.

Rekayasa Kebijakan

Menilik hasil kerjasama di atas, diharapkan akan terjadi pada jangka panjang perubahan kebijakan atau rekayasa policy dari dasar-dasar pembangunan jangka panjang Indonesia. Salah satu solusi jangka panjang dari permasalahan perubahan iklim adalah terjadinya keberlanjutan pembangunan atau sustainable development yang dapat mengangkat kesejahteraan masyarakat dan lingkungan yang dapat diwariskan pada generasi mendatang.

Permasalahan perubahan iklim adalah hal yang tidak kasat mata, tetapi dalam jangka panjang dapat secara nyata menggerus modalitas pembangunan dengan gangguan kondisi ekstrim dan penurunan kemampuan pembangunan. Dalam berbagai hal seperti pada kasus kebakaran hutan, Indonesia sering diserang dalam hal transboundary haze dan perdagangan minyak sawit sehingga merupakan hambatan nyata permbangunan yang sedang kita hadapi.

Mau tidak mau secara lokal, nasional dan internasional, kita perlu terus melakukan rekayasa kebijakan yang dapat mendukung kepentingan pembangunan nasional. Segala rekayasa kebijakan tersebut, akan didahului atau dimulai dengan pemahaman yang kuat atas apa yang terjadi di tanah air Indonesia.

Sebagai contoh dan menjadi pertanyaan yang populer saat ini, apa yang terjadi dengan kenaikan suhu 1.5 atau 2.0 derajat di Indonesia. Bagaimana pemerintah memberikan prioritas atas apa apa yang telah terjadi secara lokal. Rencana dan pelaksanaan program pembangunan seyogyanya berbasis pada pendapat ilmiah agar dapat mewujudkan science based policy.

Penutup

Menjadi peneliti, akademisi, birokrat, lobbier dan negotiator telah membawa saya mengelilingi dunia. Sudah lebih dari 55 negara yang dilalui dengan ratusan kota yang telah disinggahi dan mengunjungi 33 propinsi di negara yang kita cintai ini. Belajar, mendengar, membaca dan meneliti akan terus terjadi selama hayat dikandung badan.

Saya banyak belajar dari berbagai pakar dan ahli dari seluruh dunia, dari pedagang pasar di Istanbul, Professor di Taiwan hingga seorang migran di Brasil. Saya melihat sebuah dunia yang makmur dengan warga yang baik hati dan haus akan kemajuan bersama.

Bumi yang indah ini hanya satu dan kewajiban kita untuk mewarisinya dengan kondisi yang sama nyamannya di saat kita menerima kondisi dunia ini. Mari kita jaga keberlanjutannya untuk kemakmuran kita bersama
Terima kasih kepada panitia seleksi Habibie award, Yayasan Sumber Daya Manusia dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SDM-Iptek) The Habibie Center, yang telah memilih saya untuk dapat berdiri dan bicara di kesempatan sangat terhormat ini.

Menurut saya yang hidup apa adanya, ini adalah bentuk kepercayaan yang sebelumnya tidak saya impikan. Terima kasih kepada keluarga yang telah mendampingi saya selama ini dan kepada Allah SWT atas segala karunia dan anugerah yang tidak terhingga.*

Prof Dr Edvin Aldrian BEng, MSc adalah profesor bidang meteorologi dan klimatologi di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Pada 13 November menerima Penganugerahan Habibie Award Periode XX – Tahun 2018 dari Yayasan Sumber Daya Manusia dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SDM-Iptek) The Habibie Center bidang ilmu rekayasa. Tulisan ini dalam rangka penerimaan penghargaan Habibie Award 2018 untuk bidang Ilmu Rekayasa.

Exit mobile version