Hiu Paus Jadi Logo Baru Taman Nasional Teluk Cenderawasih

Hiu paus. FOTO: KSDAE/LHK

Darilaut – Ikan hiu paus (Rhincodon typus) dijadikan logo baru untuk Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC).

Kepala Balai Besar TNTC, Ben Gurion Saroy, mengatakan, logo ini merupakan ilustrasi TNTC sebagai rumah bagi hiu paus, karena ada garansi kemunculan hiu terbesar ini setiap hari sepanjang tahun.

Terkait kunjungan wisata ke TNTC harus diciptakan kondisi yang memungkinkan logo tersebut tetap dipertahankan. Balai Besar TNTC juga sudah melakukan cipta kondisi melalui penetapan dan pengelolaan sanctuary hiu paus serta pembagunan Whale Shark Center (WSC).

Hiu paus di Teluk Cenderawasih dapat dijumpai di perairan Kwatisore, Nabire, Provinsi Papua. Hiu paus biasanya berinteraksi dengan bagan milik nelayan.

Pengunjung dapat menyaksikan hiu paus dari atas bagan atau dengan menyelam guna berinteraksi secara langsung di dalam air. Walaupun nelayan di bagan tidak mendapatkan ikan puri di malam harinya, tidak mempengaruhi hiu paus muncul di pagi hari.

Berdasarkan data pada penelitian sebelumnya, kuat dugaan kemunculan hiu paus di TNTC tidak hanya disebabkan oleh keberadaan ikan puri sebagai sumber makanannya, namun juga kondisi biofisik TNTC yang mendukung pertumbuhan pakan alami hiu paus. Seperti krustacea (udang-udangan) yang merupakan jenis dari zooplankton.

Dengan adanya branding hiu paus, maka akan semakin menguatkan citra TNTC sebagai satu-satunya lokasi yang dapat dijumpai hiu paus setiap hari, sepanjang tahun.

Hal ini dapat meningkatkan daya tarik dan kesadaran wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Sekaligus menjaga, serta melindungi keberadaan hiu paus ini sepanjang masa.

Kepala Bidang Teknis Balai Besar TNTC, Manerep Siregar, mengatakan, sesuai arahan dari Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi (PJLHK) tujuan branding ini agar setiap kawasan konservasi dapat memasarkan keunggulan dan daya tarik wisata dari kawasan masing-masing.

Sejak tahun 2011 hiu paus telah menjadi magnet untuk kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC). Dari data statistik Balai Besar TNTC, data pengunjung wisata TNTC lima tahun terakhir mengalami peningkatan dengan total jumlah kunjungan hingga tahun 2019 sebanyak 19.331.

Teluk Cenderawasih termasuk salah satu teluk terbesar di Indonesia. Kedalaman air di teluk berkisar 0 hingga 2000 meter.

Terdapat spesies ikan karang endemik dan terumbu karang endemik yang sudah diteliti di dalam kawasan.

Teluk Cenderawasih memiliki potensi wisata seperti di Pulau Rumberpon, Pulau Nusrowi, pulau Mioswaar, pulau Yoop dan perairan Windesi, serta Pulau Roon.

Hasil survei The Nature Conservancy (TNC), World Wildlife Fund for Nature Indonesia (WWF-Indonesia), Conservation International-Indonesia (CI-Indonesia) dan Balai Besar TNTC pada Februari 2006 tercatat lebih kurang 460 jenis karang yang terdiri atas 67 genus dan subgenus.
Sebanyak 260 jenis karang Scleractinia tersebar di tepi pulau besar dan kecil.

Potensi karang TNTC tersebar di tepian 18 pulau besar dan kecil. Umumnya, ekosistem terumbu karang terbagi menjadi dua zona yaitu zona rataan terumbu (reef flat) dan zona lereng terumbu (reef slope).

Jenis-jenis karang yang dapat dilihat antara lain koloni karang biru (Heliopora coerulea), karang hitam (Antiphates sp.), famili Faviidae dan Pectiniidae, serta berbagai jenis karang lunak.*

Exit mobile version