Darilaut – International Union for Conservation of Nature (IUCN) bersama negara dan mitra di Samudra Hindia Barat meluncurkan The Great Blue Wall (Tembok Biru Besar) pada UNFCCC COP26 di Glasgow.
“The Great Blue Wall adalah model untuk membangun ketahanan iklim dan mata pencaharian serta mengelola pemanfaatan berkelanjutan dan pemulihan ekosistem laut di seluruh dunia,” kata Direktur Jenderal IUCN Dr Bruno Oberle, seperti dikutip dari Iucn.org.
Gerakan ini diluncurkan untuk melestarikan dan memulihkan keanekaragaman hayati laut dan pesisir sambil membuka kunci pengembangan ekonomi biru berkelanjutan.
inisiatif membangun jaringan kawasan konservasi laut dan pesisir tersebut untuk memberi manfaat bagi keanekaragaman hayati, mata pencaharian lokal, dan memberdayakan masyarakat untuk menjadi penjaga laut.
Melansir Iucn.org, inisiatif ini akan memberi manfaat bagi setidaknya 70 juta orang di wilayah Samudra Hindia Barat tetapi masih dapat berkembang. Semua negara yang tertarik dipersilakan untuk bergabung dengan koalisi, dari Afrika dan sekitarnya.
“Jika kita perlu menjaga emisi iklim pada 1,5o C untuk bertahan hidup, kita perlu mengandalkan laut yang sehat,” ujar Dr Bruno.
Di bawah inisiatif tersebut, negara-negara akan menetapkan bentang laut sebagai kawasan konservasi Kategori VI IUCN, yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan untuk memberi manfaat bagi masyarakat lokal.
Komentar tentang post