Darilaut – Populasi hiu buaya terus berkurang di lautan. Aktivitas perikanan berbasis rawai tuna turut mempercepat hilangnya populasi ikan ini.
Di wilayah Indonesia, dilaporkan bahwa hiu buaya hanya ditemukan di Samudra Hindia barat Sumatera hingga selatan Jawa dan Nusa Tenggara.
Belum ada publikasi terkait tertangkapnya hiu buaya di Samudra Pasifik di wilayah Indonesia.
Ikan ini hasil tangkap non target yang kemudian dibuang kembali ke laut. Hiu buaya yang dibuang sudah dalam keadaan mati atau terluka. Sehingga sulit bagi ikan tersebut untuk bertahan hidup.
Spesies ini memiliki periode tertentu dalam masa kehamilan. Tidak berlangsung setiap tahun.
Hal ini menjadi perhatian serius karena tingginya hiu buaya dewasa yang tertangkap secara tidak sengaja dalam perikanan rawai tuna pelagis.
Saat hamil, hiu betina umumnya mengandung empat ekor anak. Setelah melahirkan, ada jeda yang cukup panjang untuk mengumpulkan tenaga guna melangsungkan siklus reproduksi selanjutnya.
Hiu buaya tercatat sebagai spesies yang hampir terancam punah (near threatened) di alam, menurut IUCN, pada 2005.
Sebagai ikan pelagis, jalur ruaya hiu buaya melintasi batas-batas negara sehingga pengelolaannya tidak dapat hanya dilakukan oleh satu negara. Melainkan bersama-sama dalam satu regional.
Sebagian besar hiu buaya yang tertangkap berada di Samudra Hindia di luar ZEE Indonesia. Di wilayah Samudra Hindia, pengelolaan hiu buaya dilakukan bersama dengan negara-negara yang tergabung dalam Indian Ocean Tuna Comission (IOTC).
Sebagai hasil tangkap sampingan yang selalu dibuang kembali ke laut menyebabkan jenis hiu ini tidak tercatat di pelabuhan pendaratan ikan. Hal ini menyebabkan para peneliti dan pengambil keputusan mengalami kendala dalam mengevaluasi dan memantau populasi hiu di alam.
Salah satu usaha konservasi sebagaimana tercantum dalam Resolusi IOTC yang mengatur tentang perikanan hiu di perairan Samudera Hindia.
Secara umum, belum berfungsinya pengelolaan pengelolaan perikanan akan berdampak buruk terhadap sumberdaya ikan.
Indikator belum berfungsinya pengelolaan perikanan adalah tidak tersedianya basis data (database) runtut waktu tentang kapal perikanan yang aktif melakukan penangkapan, serta pengumpulan data dan informasi yang masih belum akurat.
Tidak tercatatnya ikan ini di pelabuhan pendaratan menimbulkan kendala bagi para pengelola perikanan untuk memantau populasi.
Hiu buaya merupakan ikan kosmopolit dengan persebaran yang luas. Tidak hanya ditemukan di Samudra Hindia, hiu buaya juga ditemukan di Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik.
Klasifikasi Ikan Hiu Buaya
Filum: Chordata
Kelas: Chondrichthyes
Sub-kelas: Elasmobranchii
Ordo: Lamniformes
Famili: Pseudocarchariidae
Genus: Pseudocarcharias
Species: Pseudocarcharias kamoharai.*
Sumber: Dian Novianto, Budi Nugraha dan Andi Bahtiar (2012) “Komposisi Ukuran, Nisbah Kelamin dan Daerah Penyebaran Hiu Buaya (Pseudocarcharias kamoharai) yang Tertangkap di Samudera Hindia” Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol.18 No. 4 Desember: 255-261, Prawira A. R. P. Tampubolon, Dian Novianto, Abram Barata (2016) “Beberapa aspek penangkapan, sebaran ukuran, dan nisbah kelamin hiu buaya Pseudocarcharias kamoharai (Matsubara, 1936) pada perikanan rawai tuna di Samudra Hindia” Jurnal Iktiologi Indonesia 16 (2):115-124 dan Fishbase.se “Pseudocarcharias kamoharai (Matsubara, 1936)”.
Komentar tentang post