Inilah Desa Wisata Hiu Paus Berbasis Masyarakat Pertama di Indonesia

Pemetaan mengenai kemunculan hiu paus oleh masyarakat Desa Labuhan Jambu, Nusa Tenggara Barat. FOTO: CI INDONESIA.

DariLaut – Sejak tahun 2016 terdapat lokasi wisata hiu paus di Desa Botubarani, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango. Namun untuk wisata hiu paus berbasis masyarakat pertama di Indonesia, terdapat di Desa Labuhan Jambu di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Peluncuran hiu paus barbasis masyarakat ini dilakukan pada acara Sail Moyo dan Tambora yang akan digelar pada tanggal 9-23 September 2018.

Wisata ini merupakan bentuk upaya yang dilakukan dalam mendorong pariwisata di Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai salah satu destinasi prioritas nasional. Pada peluncuran ini, budaya masyarakat bugis turut diperkenalkan melalui tur kampung pesisir, pertunjukan seni tari dan musik tradisional, serta kegiatan pengamatan hiu paus di bagan.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Conservation International (CI) Indonesia, Teluk Saleh kerap didatangi oleh hiu paus karena berasosiasi dengan bagan untuk mendapatkan masin atau ikan puri sebagai makanannya. Selama periode September 2017 hingga Agustus 2018, jumlah individu yang teridentifikasi adalah 49 individu .

Berdasarkan temuan ilmiah ini, CI Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Desa Labuhan Jambu dan masyarakat dalam mempersiapkan dan merencanakan pengembangan potensi wisata hiu paus yang berkelanjutan. Melalui survey persepsi masyarakat, pemetaan partisipatif dan forum diskusi terpadu, proses persiapan menghasilkan wisata pengelolaan berbasis masyarakat yang dimulai dengan kegiatan perencanaan untuk pengelolaan dan penyedia jasa penginapan, pemandu wisata, transportasi darat, laut, kuliner dan produk lokal.

“Kami ingin wisata hiu paus ini dikelola oleh masyarakat desa secara mandiri agar keuntungan yang didapat langsung dirasakan. Untuk itu, kami bersama dengan CI Indonesia mencoba mengidentifikasi, mengembangkan potensi dan meningkatkan kapasitas masyarakat yang dimiliki oleh desa untuk mengelola wisata hiu paus,” ujar Musykil Hartsah, Kepala Desa Labuhan Jambu, dalam siaran pers yang diterima redaksi darilaut.id, Selasa, 18 September 2018.

Dalam rangka mendukung kegiatan Sail Moyo Tambora 2018, wisata hiu paus di Desa Labuhan Jambu menjadi bagian dari promosi wisata di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Wisata hiu paus adalah kegiatan rekreasi melihat hiu paus di habitatnya dengan variasi kegiatan pengamatan dari kapal, berenang/snorkeling dan menyelam bersama hiu paus. Wisata hiu paus ini merupakan wisata minat khusus yang bermuatan edukasi tentang konservasi biota laut, dan budaya masyarakat terkait hiu paus dan bagan.

Dalam rangka mendukung pelestarian hiu paus dan pengembangan wisata hiu paus yang berkelanjutan di Desa Labuhan Jambu, CI Indonesia melakukan pendampingan masyarakat dalam mewujudkan keuntungan ekonomi dan konservasi yang berjalan secara sinergis untuk jangka panjang. Sebagai referensi dari Cagua, et.al. (2014) wisata ini memberikan pemasukan tahunan sebesar Rp 130 miliar di Maladewa.

Wakil Bupati Kabupaten Sumbawa, Drs. H. Mahmud Abdullah, menyambut baik inisiatif ini yang akan membawa manfaat positif bagi Kabupaten Sumbawa.

“Potensi ekowisata dari kekayaan alam Samota (Teluk Saleh, Pulau Moyo, dan Gunung Tambora) di Sumbawa harus terus dilindungi untuk generasi mendatang. Pemerintah Kabupaten Sumbawa mendukung inisiatif masyarakat desa untuk mengembangkan wisata hiu paus berbasis masyarakat, supaya tujuan konservasi yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan akan tercapai.”

Victor Nikijuluw, Senior Marine Program Director CI Indonesia menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif CI Indonesia di tingkat nasional,

“Secara khusus di Sumbawa, kami mendukung penguatan kelola wisata hiu paus berbasis masyarakat sebagai bagian dari strategi besar program kami untuk upaya konservasi species kharismatik di bentang laut Sunda – Banda”.

Ia berharap kegiatan di Sumbawa ini memberikan bukti manfaat nyata konservasi bagi kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, sebagaimana telah terbukti pada sejumlah lokasi program CI Indonesia lainnya.

Exit mobile version