Petisi Menghentikan Pentas Lumba-lumba Keliling di Indonesia

Pertunjukan lumba-lumba

FOTO: DOLPHINPROJECT.COM

DENGAN dalih untuk pendidikan dan pelestarian, lumba-lumba dibawa dari satu tempat ke tempat lainnya. Pentas pertunjukan lumba-lumba digelar, dari satu kota ke kota lain.

Lumba-lumba ini dibawa dalam wadah kotak, berpindah-pindah, antarkota dan pulau.

Satwa ini diangkut dalam truk yang sempit, gelap, dan pengap. Klorin dalam kolam sering membuat mereka buta. Suara mesin kendaraan truk, pesawat atau musik yang keras saat pertunjukkan membuat kerusakan sonar.

Tidak heran bila lumba-lumba untuk pertunjukan keliling ini sering ditemukan mati. Semua ini dengan dalih untuk pendidikan dan pelestarian.

Buruknya industri pertunjukan lumba-lumba ini telah dihentikan di banyak negara di seluruh dunia.

Kecuali Indonesia. Hingga akhir 2018, pentas lumba-lumba keliling masih berlangsung di berbagai tempat.

Karena itu, Jakarta Animal Aid Network (JAAN) telah membuat petisi untuk menghentikan sirkus lumba-Lumba keliling di Indonesia. Petisi ini dibuat melalui change.org dan telah ditandatangani sedikitnya 127.272 orang hingga (Jumat, 11/1) siang.

Sejumlah perusahaan tidak lagi menyediakan tempat parkir untuk pentas dan maskapai penerbangan ada yang tidak lagi mengizinkan lumba-lumba diangkut dengan pesawatnya. Perusahaan lainnya sudah menghentikan untuk mensponsori pertunjukan tersebut.

Selain melalui change.org, ratusan Ribu orang telah menandatangani tidak akan membeli tiket untuk menonton pertunjukan lumba-lumba (dolphin).

Pengumpulan tanda tangan dilakukan Dolphin Project — sebuah organisasi lingkungan yang peduli dan mengkampanyekan pelestarian lumba-lumba dan satwa laut lainnya. Dolphin Project aktif dalam kampanye perlindungan lumba-lumba di seluruh dunia.*

Exit mobile version