Ocean Conservancy: Perlu Solusi Bersama Atasi Sampah Plastik di Laut

Kegiatan membersihkan sampah di pantai Padang Galak, Bali, Sabtu (15/9). FOTO: DOK. KKP

Bali – Direktur Program Trash Free Seas® (Laut Bebas Sampah) Ocean Conservancy, Nicholas Mallos mengatakan, perlu solusi bersama mengatasi ancaman sampah plastik di laut. Solusi ini baik oleh pemerintah, swasta, LSM dan perorangan.

Menurut Nicholas, Indonesia memiliki pantai yang indah. Namun salah satu negara yang paling terdampak sampah laut.

Penyelenggaraan International Coastal Cleanup (ICC) di di Bali-Indonesia bukanlah yang pertama kali. ICC telah dilaksanakan pertama kali di pantai negara bagian Texas, pada 1986. Kini ICC telah memiliki hampir 13 juta relawan dan telah membersihkan lebih dari 113 juta kilogram sampah dari berbagai pantai dan jalur air.

Setiap tahun, jutaan ton sampah –termasuk sekitar 8 juta metrik ton sampah plastik – mengalir ke dalam laut. Ini mengakibatkan terjeratnya biota laut langka atau satwa liar, mengotori pantai, dan bahkan masuk ke dalam rantai makanan.

Pembersihan saja tidak cukup untuk membendung gelombang sampah plastik ini. Karena itu, Ocean Conservancy dalam beberapa tahun belakangan telah memperluas program Laut Bebas Sampah termasuk serangkaian inisiatif internasional.

Pada Our Ocean Conference 2017 di Malta, Ocean Conservancy dan mitra, termasuk Trash Free Seas Alliance®, Closed Loop Partners, PepsiCo, 3M, Procter & Gamble, American Chemistry Council, dan World Plastics Council, mengumumkan inisiatif untuk menggalang dana sebesar USD150 juta. Dana ini untuk perbaikan pengelolaan sampah.

Inisiatif Circulate Capital telah diluncurkan tahun 2018. Inisiatif ini khusus untuk membiayai berbagai inovasi, perusahaan dan infrastruktur yang dapat mencegah masuknya sampah plastik ke dalam laut. Secara bersamaan pula dapat memajukan ekonomi melingkar (circular economy).

Ocean Conservancy dan Circulate Capital telah bermitra dengan SecondMuse, sebuah badan inovasi global. Kemitraan dengan pemangku kepentingan untuk membangun ekosistem kewirausahaan yang dapat mempercepat terciptanya solusi-solusi baru siap pakai.

Sebagai bagian dari kemitraan tersebut, belum lama ini SecondMuse telah meluncurkan Ocean Plastic Prevention Incubator yang pertama di Indonesia. Inisiatif ini mengembangkan para inovator dan wirausaha yang kemudian akan membantu mengatasi masalah sampah plastik tersebut.

Pada 2017, Ocean Conservancy mendukung Pemerintah Indonesia mengumumkan peluncuran Alliance for Marine Plastic Solutions (AMPS), bermitra dengan Trash Free Seas Alliance®. Inisiatif ini menyatukan pihak swasta bersama pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya. Tujuannya, untuk mempercepat solusi di lapangan, serta mempercepat replikasi yang keberhasilannya telah terbukti.*

 

Exit mobile version