SEJUMLAH negara menunda World Cleanup Day pada Sabtu (15/9) karena adanya siklon tropis yang aktif, topan dan badai. Selain cuaca, terdapat pula wabah penyakit dan masalah politik.
Di Asia, siklon tropis Mangkhut melewati Provinsi Guangdong di Cina, Hong Kong, Makau, sebagian Taiwan dan Filipina. Filipina membuat jadwal ulang kegiatan pembersihan di wilayah Utara pada 22 September. Di Hong Kong, tim menunda kegiatan ini hingga 6 Oktober mendatang.
Di Makau tim menjadwal ulang kegiatan pembersihan pada 23 September, sedangkan di Taiwan dijadwalkan 29 September.
Di Amerika Utara, North & South Carolina, Virginia, Washington, DC dan Georgia sangat dipengaruhi Hurricane Florence. Kawasan ini dilanda angin yang sangat kuat, banjir besar dan hujan lebat.
Di Karibia, beberapa negara dipengaruhi badai tropis Ishak, sementara di Republik Dominika menunda kegiatan pembersihan hingga 22 September.
Selain badai, beberapa negara mengalami panas yang ekstrim. Bahrain, sebuah negara pulau dekat Arab Saudi, melanjutkan pembersihan, meski suhu setinggi 46C. Di Irak banyak kelompok relawan melakukan kegiatan pembersihan sejak pagi, untuk menghindari panas tengah hari.
Sementara itu, Kementerian Pendidikan Zimbabwe memutuskan untuk menarik semua anak-anak sekolah untuk kegiatan pembersihan karena wabah kolera. Pusat wabah ada di Harare, tempat utama kegiatan ini.
World Cleanup Day di Yaman dibatalkan karena masalah politik. Pejabat di di Yaman tidak memberikan izin karena khawatir orang akan mulai memprotes kondisi di sana begitu mereka diizinkan di jalanan. Namun, beberapa aktivis di Yaman tetap melakukan kegiatan pembersihan sampah plastik di jalan-jalan Sana’a, yang terletak di tengah-tengah zona perang.
Di Sudan, kegiatan World Cleanup Day juga ditunda karena masalah politik.*
Komentar tentang post