MENYUSUTNYA populasi Banggai Cardinal Fish (BCF) karena spesies ini sangat berharga dalam perdagangan ikan hias. Penangkapan ikan berlebih terjadi di sejumlah lokasi di Banggai.
Belum lagi, setelah ditangkap, tidak semua BCF akan hidup. Terjadi kematian setelah dilakukan penangkapan. Selain itu, berkurangnya BCF lantaran perusakan habitat, seperti sedimentasi dan pembangunan di pesisir.
Perdagangan BCF mulai marak pada 1994. Ikan ini ditangkap dengan menggunakan jaring. Kemudian disimpan di jaring apung sampai ada pembeli ikan hias yang mendatangi nelayan perorangan.
Meski dilaporkan upaya penangkaran ini berhasil, namun kebanyakan spesimen ikan hias ini di akuarium berasal dari alam.
Kebanyakan BCF juvenil (remaja) berasosiasi dengan rumput laut, bulu babi, bintang laut, anemon laut, karang lunak dan karang. Yang dewasa berlindung di antara duri bintang laut, anemon, karang, dan ada pula pada struktur batuan.
Selain itu, BCF dilaporkan berasosiasi dengan mangrove, khususnya jenis Rhizophora sp. Di padang lamun, BCF berhubungan terutama dengan jenis Enhalus acoroides.
BCF termasuk ikan hias kecil dengan kisaran terbatas di Kepulauan Banggai Sulawesi, Indonesia. Namun, dilaporkan ikan ini juga dapat hidup di Luwuk, Sulawesi Tengah dan empat lokasi di Selat Lembeh, Sulawesi Utara.
Komentar tentang post