Cara Kuda Laut Melangsungkan Perkawinan (2)

Morfologi kuda laut. 1) Sirip dada, 2) Sirip punggung, 3) Sirip anal, 4) Kantong pengeraman (brood pouch). GAMBAR: Asmanelli dan Andreas (1993)/SCHULTZ (1948)

Darilaut – Di alam, sifat monogami dan kesetiaan pasangan pada kuda laut memberikan peran penting pada tingkat keberhasilan reproduksi. Kuda laut yang kehilangan pasangannya tidak dapat bereproduksi lagi sampai menemukan pasangan baru.

Tanda-tanda induk jantan telah matang gonad adalah terjadinya perubahan warna pada bagian abdomen dan kantong telur.

Induk betina yang sudah siap memijah akan menanggapi rangsangan induk jantan dengan melakukan perubahan warna tubuhnya menjadi lebih cerah. Terutama bagian abdomennya dan menerima kaitan induk jantan.

Pasangan kuda laut tersebut kemudian akan saling menahan satu sama lain dengan ekornya. Pada musim kawin, kuda laut jantan dengan kantung telur yang kosong siap melakukan pemijahan.

Apabila kuda laut betina tertarik pada kuda laut jantan, maka akan merapatkan/menempelkan perutnya pada kantung telur kuda laut jantan.

Proses pemijahan diawali dengan masuknya sirip anal kuda laut betina ke dalam kantung telur kuda laut jantan.

Setelah sirip anal kuda laut betina masuk ke kantung telur kuda laut jantan, kuda laut betina mulai mengeluarkan/melepaskan sel telurnya melalui saluran ovipositor.

Setelah induk betina selesai mendepositkan telurnya ke kantong telur, induk jantan akan menggoyang-goyangkan badannya selama 30-60 detik dengan berpegangan pada substrat untuk menata telur-telur dalam kantong pengeraman dan secara simultan melepaskan spermanya untuk membuahi telur-telur tersebut.

Adanya sel telur di kantong telur menginduksi kuda laut jantan mengeluarkan sperma. Kantong telur tidak hanya melindungi embrio dan anak kuda laut dari perubahan kondisi lingkungan luar yang ekstrem dan pemangasaan oleh predator, tetapi juga berperan sebagai pengatur kadar air (osmoregulation) dan kadar oksigen (oxy-genation) untuk embrio.

Hingga kini belum diketahui dengan pasti berapa usia atau lama hidup kuda laut di alam. Ada kuda laut yang berumur paling lama 1 tahun, khususnya yang berukuran kecil seperti H. zosterae.

Adapula yang dapat mencapai usia berkisar 3 sampai 5 tahun untuk jenis-jenis kuda laut di Indo-Pasifik yang berukuran medium dan besar.

H. zosterae di alam mencapai matang gonad pada umur sekitar 3 bulan, sedangkan kebanyakan jenis kuda laut seperti H. abdominalis, H. comes, H. erectus, H. fuscus, H. quthulatus, H. whitei mencapai umur matang gonad antara 6 bulan hingga 1 tahun.

Namun berdasarkan penelitian, suhu secara signifikan berpengaruh terhadap perkembangan gonad H. kuda. Pada suhu 28 derajat C merupakan suhu optimum untuk perkembangan gonad H. barbouri.

Secara umum, musim kawin kuda laut di perairan tropis lebih panjang dari pada kuda laut di perairan sub-tropis.

Tercatat, periode musim kawin kuda laut tropis berkisar antara 6-12, untuk sub-tropis 4-8 bulan. Jenis kuda laut tropis H. kuda, H. comes dan H. trimaculatus memiliki musim kawin sepanjang tahun.

Sementara musim kawin untuk H. whitei di Sydney Australia terjadi selama 7 bulan mulai Oktober sampai dengan April. Induk kuda laut betina memiliki siklus reproduksi yang lebih pendek dari pada induk jantan.

Perkawinan atau pemijahan bisa terjadi beberapa kali dalam satu musim, misalnya pada spesies H. whitei, H. kuda dan H. fuscus.

Keunikan kuda laut jantan yang hamil atau mengerami telur, kemudian merawat anak-anaknya.
Jantan akan kawin lagi setelah semua anaknya dilahirkan. Pada umumnya kuda laut memiliki sifat atau karakter monogami seperti pada H. whitei, H. comes, H. histrix, H. reidi dan H. zosterae.

Sumber:

Asmanelli dan Ikhsan Pralogi Andreas, LIPI, “Beberapa Catatan Mengenai Kuda Laut dan Kemungkinan Pengembangannya” Jurnal Oseana, Volume XVIII No. 4, 1993.

Eny Djoko Setyono, Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan judul “Karakteristik Biologi Kuda Laut (Hippocampus spp.)” Jurnal Oseana, Volume 45, Nomor 1 Tahun 2020: 70-8.

Exit mobile version