DOSEN Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi Prof Dr Alex K.W. Masengi pernah berpesan, bila nelayan menemukan ikan mola-mola jangan dipotong-potong.
Pesan ini disampaikan awal Oktober 2007. Sebelas tahun lalu, mola-mola masuk dalam jaring ikan nelayan bernama Toni Sasela. Ketika itu, Alex bersama rombongan Gubernur Sulawesi Utara S.H. Sarundajang langsung bergegas ke lokasi nelayan ini setelah mendengar mola-mola ditangkap.
Yang tersisa hanya potongan-potongan daging mola-mola. Sisa potongan ini langsung dibawa ke laboratorium FPIK di kampus Universitas Sam Ratulangi untuk diteliti. Ada juga yang dikirim ke laboratorium yang lebih canggih di Jepang untuk ditelusuri urutan DNA.
Pada 2007, ahli ekologi terumbu karang, almarhum Jusak Ratundelang Pahlano Daud, pernah menjelaskan bahwa ikan mola-mola penting sebagai indikator kesuburan perairan dan kesehatan terumbu karang.
Kulit mola-mola yang tak bersisik menjadi inang favorit bagi sekitar 40 spesies parasit. Mereka menempel dan hidup lestari di sana.
Biasanya ikan itu akan melakukan pembersihan tubuhnya dengan berenang naik ke perairan dangkal dan mengunjungi terumbu karang.
Di sana, kelompok-kelompok ikan mungil, seperti jenis bendera, kupu-kupu (Chaetodontidae) ataupun angelfishes, akan menyambutnya, memakan parasit yang menempel di tubuh mola-mola.
Komentar tentang post