Jakarta – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Mataram (Unram) melakukan penelitian di perairan Lombok, Nusa Tenggara Barat, dengan menggunakan metode E-DNA. Penelitian ini berkolaborasi dengan University of Rhode Island (URI) Amerika Serikat.
Dengan Metode E-DNA (Environment DNA), diharapkan dapat mengetahui biodiversitas di perairan Lombok. “Dengan metode ini kami berharap (dapat) mengetahui biodiversitas di perairan Lombok berupa mikroorganisme, plankton, hewan tingkat rendah sampai mamalia laut,” kata Dr Hawis Madduppa dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Selasa (31/7) seperti dikutip ipb.ac.id.
Secara umum, tim meneliti perikanan di terumbu karang dengan mengambil lokasi di beberapa kawasan konservasi laut di Lombok. Seperti di Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Gili Sulat Lawang, KKPD Gita Nada dan Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) Gili Matra.
Berdasarkan penelitian ini, menurut Hawis, kondisi terumbu karang yang masih dalam keadaan baik hanya berada di zona inti. Sementara di zona lainnya, umumnya dengan kondisi buruk. Tim peneliti menemukan kondisi ini di semua lokasi, kecuali di Gili Matra.
Selain keindahan pantai dan pulau kecil, terumbu karang merupakan salah satu ekosistem penting bagi perekonomian di Lombok. Perikanan di kawasan terumbu karang menjadi salah satu pendukung perekonomian tersebut.
Peneliti dari Unram Dr Imam Bachtiar mengatakan, pada 1990-an kondisi terumbu karang di Gili Matra jauh berbeda dengan sekarang. Terumbu karang dalam keadaan bagus saat itu. Sekarang sudah berubah menjadi buruk.
Menurut Imam, salah satu penyebab adalah perubahan aturan tentang pendaratan perahu. Karang yang tergerus perahu menjadi rusak. Selain itu, penyebab karang rusak karena diinjak wisatawan.
Dr Austin Humphries dari URI AS mengatakan, penelitian ini tak hanya kajian biodiversitas. Tim juga meneliti terkait dengan pemanfaatan sumber daya ikan di kawasan konservasi di Lombok.
Penelitian ini menjadi bagian dari program USAID’s Sustainable Higher Education Research Alliances (USAID SHERA) CCR Anbiocore. Dengan melibatkan enam mahasiswa S3 dari IPB dan URI.
Penelitian berlangsung selama 10 hari di bulan Juli 2018 ini. Melalui riset ini, ditemukan secara umum terumbu karang dalam kondisi memprihatinkan.*
Komentar tentang post