Darilaut – Lebih dari dua hari operasional Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi di Manado ditutup karena sebaran abu vulkanik Gunung api Ruang dapat mengganggu penerbangan.
Gunung Ruang terletak di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, dinaikkan dari level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga), tanggal 16 April 2024. Sehari kemudian, tanggal 17 April Gunung Ruang meletus dan dinaikkan menjadi level IV (Awas).
Penutupan operasional bandara melalui informasi dari ASHTAM dengan nomor VAWR7240 mulai Rabu tanggal 17 April pukul 19.26 Wita sampai dengan 18 April pukul 19.26 Wita.
Selanjutnya, penutupan operasional bandara Sam Ratulangi diperpanjang selama 12 jam hingga 19 April pukul 18.00 Wita, hari ini. Hal tersebut berdasarkan informasi Notice to Airmen (NOTAM) nomor A1010/24 NOTAMR A1009/24.
Penutupan sementara operasional Bandara Sam Ratulangi berdasarkan pertimbangan masih adanya abu volkanik di airways dan hasil paper test menunjukkan positif Volcanic Ash (VA).
Citra satelit Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan sebaran abu sudah mengarah ke Barat, Barat Laut, Timur Laut dan Tenggara menutupi Manado dan Minahasa Utara.
Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VIII Manado, Ambar Suryoko, mengatakan, perpanjangan penutupan sementara operasional Bandara Sam Ratulangi ini atas kesepakatan bersama Kepala Otoritas Bandara, General Manager AirNav, BMKG, dan Badan Usaha Angkutan Udara (BUAU) yaitu PT Garuda Indonesia, Lion Air Group, PT Citilink Indonesia dan PT Transnusa Aviation Mandiri.
“Kami masih terus memantau perkembangan dari erupsi Gunung Ruang, dan berkoordinasi dengan stakeholder terkait dalam penanganan force majeure ini untuk mengantisipasi tindakan yang diperlukan demi memastikan keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan,” kata Suryoko, mengutip siaran pers, Jumat (19/4).
Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VIII Manado akan terus memonitoring bandara-bandara sekitar yang terdampak dan berpotensi mengganggu aktivitas penerbangan.
Sebelumnya, kata Suryoko, “Kami harus melakukan penutupan operasional penerbangan Bandara Samratulangi karena sebaran abu vulkanik yang dapat membahayakan keselamatan penerbangan.”
Kejadian ini adalah situasi force majeur, ”saya berharap masyarakat khususnya calon penumpang dapat memahami jika ada keterlambatan dan pembatalan penerbangan. Saat ini yang terdampak 5 keberangkatan dan 4 kedatangan dengan status delay, cancel dan divert,” ujarnya.
Ambar mengimbau kepada maskapai penerbangan untuk memberikan kompensasi kepada penumpang yang telah membeli tiket, termasuk opsi full refund, reschedule, ataupun re-route ke bandara terdekat jika seat masih tersedia.
Hal ini diharapkan dapat membantu penumpang yang terkena dampak penutupan bandara.