Seluruh Dunia Sepakat Diam di Rumah Untuk Memutus Penularan Virus Corona

Virus Corona SARS-COV-2. FOTO: NIAID.NIH.GOV

Darilaut – Seluruh dunia sepakat berdiam di rumah sebagai salah satu solusi terbaik dalam memutus rantai penularan virus corona, penyebab penyakit Covid-19. Dengan tinggal di rumah, yang terkena infeksi virus corona makin berkurang.

Sifat virus Corona ini mampu berkembang biak dengan cara membelah diri dan sering bermutasi. Ini sangat rentan apabila orang yang tidak patuh untuk tinggal di rumah terpapar berulang-ulang oleh pembawa virus.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan, secara klinis gambaran Viral Loud jumlah virus yang masuk ke dalam tubuh akan berpengaruh terhadap gambaran keluhan klinisnya. Semakin banyak virus yang masuk, maka akan semakin berat gejala fisik yang muncul.

”Oleh karena itu sepakat seluruh dunia mengatakan tinggal di rumah agar kemudian paparan virus ini semakin berkurang. Karena jika tidak nantinya akan berimplikasi pada keluhan fisik semakin lama semakin jelek,” katanya saat konferensi pers di gedung BNPB, Jakarta, Senin (13/4).

Hingga Senin, jumlah positif Covid-19 di Indonesia bertambah 316 kasus, sehingga total positif 4.557 kasus, sementara yang sembuh 380 orang dan 399 meninggal dunia.

“Kita patut bersyukur sudah ada 380 orang dinyatakan sembuh, kita berharap bahwa ini menjadi sebuah optimisme kita semua bahwa Covid-19 bisa sembuh,” kata Yurianto.

Menurut Yurianto, sebagian besar yang meninggal ini terutama pada kelompok usia di atas 50 tahun dan memiliki penyakit-penyakit sebelumnya. Data yang ada pada Gugus Tugas, paling banyak adalah tekanan darah tinggi, diabetes dan beberapa dengan penyakit paru-paru yang kronis.

”Keberhasilan penanggulangan Covid-19 adalah berbasis kepada kekuatan masyarakat untuk disiplin agar tetap di rumah, menjaga jarak, memakai masker saat ke luar rumah, dan tidak melaksanakan perjalanan ke manapun seperti pulang kampung,” ujarnya.

Yurianto mengajak untuk membangkitkan optimisme bersama karena penyebaran masih terjadi.

“Karena itu Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah kebijakan pemerintah yang harus dipatuhi, bukan hanya diketahui tapi dijalankan,” katanya.

Provinsi DKI Jakarta masih jadi episentrum dengan jumlah pasien positif Covid-19 terbanyak, yaitu 2.186 jiwa per 13 April.

Setelah DKI Jakarta, Jawa Barat dengan 540 pasien positif, Jawa Timur dengan 440 pasien, Banten dengan 285 pasien, Sulawesi Selatan 223 kasus, dan Jawa Tengah dengan 203 pasien.

Data Gugus Tugas juga merinci lima kasus positif di Aceh, Bali 86 kasus, Bangka Belitung empat kasus, Bengkulu empat kasus, DI Yogyakarta 57 kasus.

Kemudian empat kasus di Jambi, Kalimantan Barat 13 kasus, Kalimantan Timur 35 kasus, Kalimantan Tengah 25 kasus, Kalimantan Selatan 34 kasus, Kalimantan Utara 16 kasus.

Di Kepulauan Riau 21 kasus, NTB 37 kasus, Sumatera Selatan 18 kasus, Sumatera Barat 45 kasus, Sulawesi Utara 17 kasus, Sumatera Utara 67 kasus, Sulawesi Tenggara 16 kasus, NTT dan Gorontalo masing-masing satu kasus.

Selanjutnya Sulawesi Tengah 19 kasus, Lampung 21 kasus, Riau 20 kasus, Maluku Utara dan Maluku masing-masing dua dan 11 kasus, Papua Barat dua kasus, Papua 68 kasus dan Sulawesi Barat lima kasus.

Berdasarkan data Worldometers.info yang diakses Selasa (14/4) pukul 02.15 WIB, jumlah kasus seluruh dunia yang terinfeksi virus corona sebanyak 1.910.283, jumlah kematian 118.546 dan yang sembuh sebanyak 441.031. Sementara menurut Coronavirus.jhu.edu/map.html jumlah yang terinfeksi 1.897.373 kasus dan meninggal 118.459.*

Exit mobile version