Tumbuhan Air Memiliki Nilai Ekonomi Tinggi dan Ramah Lingkungan

GAMBAR: BRIN

Darilaut – Tumbuhan air memiliki nilai ekonomi yang tinggi, ramah lingkungan, ramah terhadap manusia, dan bersahabat dengan alam.

Keberadaan tumbuhan air dapat mempercantik ekosistem, baik di akuarium maupun di alam, sehingga memberikan nilai estetika yang lebih.

Tumbuhan air mengandung senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk ikan maupun manusia. berfungsi sebagai antibakteri melalui proses phytoremediasi.

Selain itu, berguna untuk antimikrobial antivirus anti panjay, anti-quorum sensing, anti stres dan juga anti in insect defense.

Serangga seringkali mendekati tanaman untuk memakannya, tapi karena tumbuhan tersebut mempunyai senyawa, serangga tidak  jadi memakannya. Hal ini disebabkan kemungkinan dari aroma atau rasa yang tidak enak yang dikeluarkan dari senyawa metabolit sekundernya.

Indonesia sangat kaya dengan biodiversitas khususnya tumbuhan air yang memiliki peran penting dalam ekosistem untuk menjaga keseimbangan bumi.

 Salah satu upaya untuk menjaga plasma nutfah tersebut adalah dengan memperbanyak secara in vitro kultur jaringan.

Hal ini penting untuk menjaga keberadaan tumbuhan tersebut, terutama misalnya pada jenis-jenis endemik seperti tumbuhan Bucephalandra yang hanya ada di wilayah Kalimantan dan tidak ada di tempat lain.

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional (PRBBOOT), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Media Fitri Isma Nugraha, mengatakan, saat ini Bersama tim fokus pada riset spesies-spesies endemik yang berstatus terancam (endangered) untuk tumbuhan air  di Indonesia.

Selain itu, melakukan penelitian tentang phytoremediasi, yaitu suatu metode yang digunakan pada air tawar untuk menghilangkan kontaminasi.

“Phytoremediasi bekerja dengan cara menyerap karbon secara biologis. Proses ini melibatkan penyerapan polutan oleh akar tanaman air, yang kemudian memanfaatkan kontaminan tersebut untuk kebutuhan hidupnya, seperti fotosintesis,” kata Media, dalam Seri Webinar PRLSDA#59 yang diselenggarakan Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air (PRLSDA) BRIN, Kamis (3/10).

Proses tersebut juga membantu mengembalikan nutrisi yang baik untuk memperbaiki kondisi perairan yang telah rusak atau tercemar. Phytoremediasi sangat ramah lingkungan, relatif murah dan dapat diandalkan untuk mengolah air yang terkontaminasi.

Media dan tim kemudian melakukan penelitian tentang fitoremediasi di kawasan Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Danau Ledulu.

Di danau tersebut, ditemukan berbagai jenis tumbuhan air seperti Panicum, Ludwigia adscendens, H. Hara, Najas indica, Ipomea aquatica, Pontederia korsakowii, Callitriche, Bocopa monnierii, dan Nymphoea alba. Tumbuhan-tumbuhan ini diambil untuk mendeteksi serapan logam berat di danau tersebut.

Bersama tim, Media melakukan autentifikasi tumbuhan perairan. Hal ini penting dilakukan sebab dalam tumbuhan air sering terjadi variasi hibrida, seperti perbedaan warna dan bentuk. Autentifikasi ini bertujuan untuk menghindari kesalahan identifikasi spesies, sehingga bisa mencegah kesalahan dalam pendeteksian dan memastikan klarifikasi spesies yang tepat.

Habitat dan ekosistem tumbuhan air bisa sangat bervariasi. Beberapa spesies mungkin hanya dapat ditemukan di habitat tertentu sebagai spesies endemik, sementara yang lain memiliki ekosistem yang lebih luas.

Menurut Media, perlu untuk terus menjaga kelestarian tumbuhan air dan memastikan perairan tetap bersih agar kita bisa mendapatkan manfaat yang lebih besar dari ekosistem perairan.

Exit mobile version