Virus Sangat Menular dan Mematikan Menyerang Lumba-Lumba, Porpoise dan Paus

Strain baru morbillivirus, penyakit mamalia laut yang mematikan, telah terdeteksi pada lumba-lumba Fraser yang terdampar di Maui, Hawaii pada tahun 2018. FOTO: VIA DAILYMAIL.CO.UK

Darilaut – Virus yang sangat menular dan menyebabkan kematian massal kini menyerang sejumlah spesies lumba-lumba, porpoise dan paus. Virus yang mirip dengan campak pada manusia itu itu menyerang bagian paru-paru dan otak cetacea.

Melansir Dailymail.co.uk (10/8) strain baru morbillivirus, virus mamalia laut yang mematikan, telah terdeteksi pada lumba-lumba Fraser di Hawaii yang memicu kekhawatiran akan wabah di sekitar pulau-pulau yang ada di Pasifik.

Sebuah tim dari Institut Biologi Kelautan Hawaii UH Mānoa mengidentifikasi virus pada lumba-lumba jantan yang masih remaja yang terdampar di Maui pada 17 Januari 2018. Hasil diagnosis baru diumumkan belum lama ini.

Direktur Healt dan Stranding UH, Kristi West, mengatakan, morbillivirus adalah penyakit menular yang bertanggung jawab atas kematian massal lumba-lumba dan paus di seluruh dunia.

Langkah selanjutnya yang dilakukan para peneliti dalam menentukan apakah virus tersebut beredar di Pasifik Tengah dengan mengambil fokus pada pengujian antibodi lumba-lumba dan paus Hawaii.

Morbillivirus yang menyerang lumba-lumba dan paus, sangat menular dan menyebabkan kelemahan, radang paru-paru parah, dan radang otak.

Meskipun ditemukan di seluruh dunia, menurut Science Direct, morbillivirus paling banyak ditemukan di Samudra Atlantik.

Ketika lumba-lumba Fraser jantan terdampar pada tahun 2018, ahli biologi bingung dengan apa yang menyebabkan kematiannya. Sepintas kondisi tubuhnya baik, tetapi organ dan selnya menunjukkan tanda-tanda infeksi.

Dalam tulisan di Nature Scientific Reports, West dan rekan-rekannya menulis pada paru-paru terdapat bintik-bintik di permukaan, dengan area konsolidasi (diameter 1-2 cm).

Area konsolidasi mengungkapkan jaringan keras berwarna merah tua hingga cokelat di sekitar bronkus kecil di penampang.

Sementara nodus limfa marginalis paru kiri membesar dan permukaannya tidak beraturan. Trakea dan bronkus utama mengandung sejumlah kecil busa berwarna merah.

Tim memeriksa sampel jaringan. Hal ini yang mengarahkan mereka untuk mengidentifikasi penyebab kematian adalah morbillivirus. Lumba-lumba ini mengalami disfungsi neurologis dan hati.

Penelitian ini mengidentifikasi morbillivirus sebagai ancaman signifikan bagi hewan laut lainnya, karena lumba-lumba Fraser sangat sosial dan cenderung berinteraksi erat dengan lumba-lumba dan paus lain di perairan Hawaii.

West mengatakan hasil ini sanat penting karena di Hawaii memiliki banyak spesies lumba-lumba dan paus lainnya. Sekitar 20 spesies paus dan lumba-lumba rentan terhadap wabah virus ini.

Sebagai contoh, paus pembunuh palsu yang terancam punah di sana, yang diperkirakan hanya tersisa 167 individu.

Jika morbillivirus menyebar melalui populasi itu, tidak hanya menimbulkan masalah besar bagi pemulihan populasi, tetapi juga bisa menjadi ancaman pada kepunahan.

Spesies lain dari lumba-lumba dan paus Hawaii mungkin telah memperoleh kekebalan terhadap virus morbilli melalui paparan sebelumnya.

Tetapi ini hanya dapat ditentukan melalui pengujian antibodi. Sementara pengujuan ini belum dilakukan hingga saat ini.

Langkah selanjutnya dalam menentukan apakah virus ini beredar di Pasifik Tengah adalah fokus pada pengujian antibodi lumba-lumba dan paus di Hawaii.

Mengutip National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Fisheries, morbillivirus termasuk dalam famili Paramyxoviridae. Morbillivirus spesifik menyebabkan campak (seperti pada manusia), distemper anjing (pada anjing, coyote, serigala, dan anjing laut), rinderpest (pada sapi), dan peste-des-petits-ruminansia (kambing dan domba).

Lima jenis morbillivirus telah terdeteksi pada mamalia laut di Amerika Serikat: canine distemper virus (CDV) dan phocine distemper virus (PDV) pada anjing laut dan berang-berang laut, dan dolphin morbillivirus (DMV), pilot whale morbillivirus (PWMV), dan Longman’s beaked whale morbillivirus (LBWMV).

Secara kolektif disebut sebagai cetacean morbillivirus (CMV), pada lumba-lumba, porpoise dan paus.

Sumber: Dailymail.co.uk dan NOAA Fisheries

Exit mobile version