Darilaut – Bibit Siklon Tropis 97S (Tropical Low 09U) bergerak menjauh dari Indonesia, pada Jumat (10/1).
Bibit tersebut saat ini terletak di Samudra Hindia Selatan. Sistem ini memiliki peluang sedang untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan, kata Pusat Peringatan Siklon Tropis Bersama – Joint Typhoon Warning Center (JTWC).
Angin permukaan berkelanjutan maksimum adalah sekitar 45–55 km per jam (25–30 knot). Tekanan permukaan laut minimum diperkirakan mendekati 1003 hPa (hektopaskal).
Menurut JTWC, citra satelit menunjukkan pusat sirkulasi tingkat rendah yang berkonsolidasi dengan konveksi yang terus-menerus membangun di atas pusat.
Analisis menunjukkan kondisi yang menguntungkan untuk pengembangan dengan geser angin rendah (10–15 knot) dan suhu permukaan laut hangat (28–30°C).
Sementara itu, Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memantau keberadaan pusat tekanan rendah di selatan Nusa Tenggara sejak 3 Januari 2025.
Sistem ini bergerak ke arah barat-barat daya dan mulai berkembang menjadi Bibit Siklon 97S pada 7 Januari 2025 di perairan Samudra Hindia, sebelah selatan Jawa Timur.
Analisis pada Kamis 9 Januari 2025, intensitas sistem ini semakin meningkat dan saat ini terdeteksi di Samudra Hindia selatan Lampung dengan arah gerak ke selatan.
Bibit siklon ini diperkirakan akan memberikan dampak tidak langsung berupa peningkatan curah hujan dan angin kencang di beberapa wilayah, serta dampak langsung berupa gelombang tinggi di perairan bagian selatan Indonesia dalam tiga hari mendatang.
Bibit Siklon Tropis 97S berpotensi meningkatkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai angin kencang di sejumlah wilayah, termasuk Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Selain itu, gelombang laut dengan ketinggian 1,25 hingga 2,5 meter diperkirakan terjadi di Perairan Selatan Jawa hingga NTB, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Samudra Hindia selatan Jawa hingga NTB, dan Samudera Hindia barat Bengkulu hingga Lampung.
“Dari perhitungan kami, bibit siklon ini diperkirakan akan memberikan dampak signifikan dalam tiga hari ke depan, terutama dalam bentuk peningkatan intensitas hujan, angin kencang, dan gelombang tinggi di wilayah-wilayah tertentu,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, Kamis (9/1).