Gempa Pesisir Pantai yang Mengguncang Poso Akibat Sesar Tokoraru

GAMBAR: BMKG

Darilaut – Gempa bumi magnitudo (M)6,0 yang berpusat di pesisir pantai mengguncang Poso, Sulawesi tengah, pada Minggu (17/8) pagi. Gempa yang terjadi Minggu pukul 06.38.52 Wita tersebut akibat aktivitas sesar tokoraru.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di laut 18 km barat laut Poso.

Koordinat lokasi gempa yang berada pesisir Teluk Tomini tersebut di kedalaman 10 Km tersebut 1,30 LS – 120,62 BT.

Guncangan gempa bumi pada skala Modified Mercalli Intensity (MMI) dirasakan di Poso V-VI, Luwu timur, Mamuju, Masamba, Majene, pasangkayu, Polman dan Palopo sebesar III-IV MMI. Guncangan di Tana Toraja dan Wajo sebesar III MMI. Hasil pemutakhiran gempa bumi tersebut berkekuatan M5,8.

Daerah ini terletak pada Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi menengah hingga tinggi. Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena tidak menyebabkan deformasi bawah laut, kata Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Menurut The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, pusat gempa bumi berada pada koordinat 1,257° LS – 120,741° BT, dengan magnitudo M5,8 pada kedalaman 10km.

Data GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman, pusat gempa bumi berada pada koordinat 1,27° LS – 120,75° BT, dengan magnitudo 5,7 mb pada kedalaman 10 km.

Penyebab Gempa

Analisis Pusat Vulkanologi, berdasarkan parameter sumber gempa bumi, disimpulkan gempa bumi tersebut diakibatkan oleh aktivitas sesar tokoraru dengan mekanisme sesar naik (thrust fault).

Pusat Vulkanologi mengatakan lokasi pusat gempa bumi berada di pesisir pantai, dengan morfologi wilayah terdekat didominasi oleh perbukitan bergelombang serta setempat pantai berteluk dengan morfologi datar-landai.

Litologi penyusun wilayah ini didominasi oleh batuan kapur berumur tersier, batuan sedimen berupa atupasir tufaan berumur kuarter dan endapan aluvial berupa kerikil, pasir, lanau dan lempung hanya tersingkap di muara sungai. Batuan yang telah mengalami pelapukan dan/atau sedimen permukaan berpotensi memperkuat guncangan gempa bumi, kata Pusat Vulkanologi.

Pusat Vulkanologi merekomendasikan agar masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.

Masyarakat diharapkan melakukan pemeriksaan mandiri terkait kondisi bangunan setelah terjadi gempa bumi, menurut Pusat Vulkanologi, dan diimbau mengamati dan mematuhi rambu evakuasi.

Masyarakat diimbau menjauhi daerah tebing yang berpotensi terjadi gerakan tanah, terutama saat terjadi hujan.

Selain itu, bangunan di daerah rawan gempa bumi diharapkan dapat mengikuti kaidah bangunan tahan gempa, guna menghindari risiko kerusakan, serta dilengkapi dengan jalur evakuasi.

Exit mobile version