Ikan Nike Selalu Muncul di Akhir Bulan Hijriah

Nelayan penangkap ikan nike di Gorontalo. FOTO: DARILAUT.ID

IKAN-ikan kecil itu terlihat bergerombol. Sepintas, terlihat ikan-ikan ini hanya satu jenis saja.

Inilah ikan nike atau duwo dalam bahasa Gorontalo.

Bila diamati lebih detail, ternyata gerombolan ikan-ikan kecil bukan hanya satu spesies. Terdapat beberapa jenis yang memiliki pola yang berbeda. Pola ini disebut melanofor.

Karena itu, berbagai ragam keunikan ikan nike ini menjadikan sumberdaya perikanan tersebut sangat perlu untuk dikaji lebih mendalam.

“Kajian ilmiah tentang spesies penyusun ikan ini menjadi sangat penting dalam peletakan dasar pengelolaannya secara berkelanjutan,” kata Dr Femy M Sahami, Kamis (6/2).

Sejauh ini, menurut Femy, kajian ilmiah tentang faktor-faktor yang mempengaruhi periode kemunculan jenis ikan nike di perairan ini belum tersedia.

Penelitian ini bertujuan menentukan karakteristik morfometrik ikan nike di perairan laut teluk Gorontalo.

Selanjutnya, menentukan spesies penyusun dan induk ikan nike di perairan laut teluk Gorontalo berdasarkan analisis filogenetik molekuler.

Penelitian juga mendeskripsikan perubahan morfologi ikan nike selama transisi dari perairan laut ke perairan tawar, dan untuk mengetahui faktor oseanografi yang mempengaruhi kemunculan dan penyebaran ikan nike di perairan teluk Gorontalo.

Selama ini penangkapan jenis ikan ini di wilayah perairan laut kota Gorontalo hanya dilakukan di antara dua lokasi. Di perairan laut sekitar Kelurahan Leato (bagian Timur) dan di perairan laut sekitar Kelurahan Tanjung Kramat (bagian Barat).

Untuk melakukan identifikasi spesies, Femy menggunakan pendekatan perbedaan pola melanofor. Kemudian dilakukan analisis secara morfometrik maupun molekuler.

“Studi mengenai morfometrik dan molekuler ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui keragaman morfologi dan genetik ikan nike, serta untuk mengetahui hubungan kekerabatannya,” kata Femy yang baru mengikuti sidang Promosi Doktor dengan pembimbing Prof Dr Rene Charles Kepel, Dr Silvester Benny Pratasik dan Dr Abdul Hafidz Olii, di Rektorat Universitas Sam Ratulangi, Manado, Selasa (4/2).

Dengan demikian, akan mudah untuk mencari induknya, dan hasil penelitian ini dapat menjadi informasi penting yang dapat digunakan dalam peletakan dasar untuk pengelolaan ikan nike secara berkelanjutan.

Tidak setiap hari ada ikan nike. Ikan-ikan kecil ini bermunculan setiap akhir bulan dalam penanggalan tahun Hijriah di perairan Gorontalo, Teluk Tomini.

Adapun penelitian ini terhitung dari bulan Oktober 2018 hingga Oktober 2019. Lokasi pengambilan sampel di perairan laut teluk Gorontalo dan daerah aliran sungai Bone-Bolango.

Pengambilan sampel nike dilakukan di perairan laut Teluk Gorontalo sampai muara sungai, sedangkan sampel ikan goby dewasa dilakukan di Sungai Bone dan Sungai Bolango.

Selama proses penyelesaian disertasi tersebut, Femy telah mempresentasikan hasil temuan ini dalam seminar internasional. Antara lain, International Conference on Education, Science and Technology (ICESTech) di Padang, The 2nd International Conference on Fisheries, Aquatic and Environmental Sciences in Conjunction with The 6th Annual Conference of the Asian Society of Ichthyologist di Aceh dan International Conference 3rd KRIPIK SCIFIMAS 2019 “Sustainability of Aquatic Resourses and Environment for Better Life” di Purwokerto.

Untuk menunjang kajian ilmiah lainnya, hasil penelitian ini telah dipublikasi dalam jurnal Aquaculture, Aquarium, Conservation & Legislation-International Journal of the Bioflux (AACL Bioflux) Society Romania, Vol.2 Issue 2, dengan judul “Determination of morfological alteration based on molecular analysis and melanophore pattern of the migrating nike fish in Gorontalo bay, Indonesia”.

Kemudian, dalam jurnal F1000 Research 2019, 8:1654 dengan judul “What species make up the nike fish assemblages at the microtidal estuary in Gorontalo bay, Indonesia”. Selanjutnya, dalam IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 370. 012007 dengan judul “Preliminary note on the morphological characters of penja (amphidromous goby postlarvae) in West Sulawesi and Gorontalo Bay”.*

Exit mobile version