Layanan Cuaca dan Iklim Maritim Indonesia Akan Ditingkatkan

Riset kelautan. FOTO: DARILAUT.ID

Darilaut – Pemerintah Perancis dan Indonesia akan lebih meningkatkan layanan cuaca dan iklim maritim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), melalui pengembangan jaringan pengamatan maritim yang mencakup seluruh perairan Indonesia.

Kerja sama ini merupakan proyek modernisasi sistem operasional mulai dari pengamatan, pengolahan data, produksi dan diseminasi yang disebut dengan “Strengthening BMKG Climate and Weather Service Capacity (STR-1 dan 2).

Kerja sama tersebut dimulai dari observasi, pengolahan data sampai pada jenis layanannya termasuk juga peningkatan kualitas SDM.

Kemudian, pengembangan layanan prakiraan dan peringatan yang andal dan terintegrasi dan dapat diakses bagi pengguna wilayah pesisir dan laut serta masyarakat umum, produksi alat dan pengetahuan studi meteorologi dan iklim, serta pengembangan kemampuan operasional BMKG dan kerja sama internasional.

Menteri Kelautan Prancis Annick Girardin didampingi Duta Besar Perancis untuk Indonesia Olivier Chambard beserta jajaran melakukan kunjungan ke kantor pusat BMKG pada Rabu, (9/6). Rombongan disambut langsung oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Kunjungan dan pertemuan ini membahas tentang kerja sama yang tengah berjalan antara Pemerintah Perancis dengan BMKG, serta memperdalam kerja sama khususnya dibidang kemaritiman.

Annick Giradin mengapresiasi kerja sama yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Perancis dengan Indonesia khususnya BMKG dalam bidang maritim. Menurut Annick, kerja sama ini sangat penting untuk menyelamatkan nyawa manusia, serta untuk mengatasi perubahan iklim.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati juga mengucapkan terima kasih atas kolaborasi yang kuat dan berlanjut dalam pengembangan teknologi maju dalam bidang meteorologi maritim demi keselamatan, baik umat manusia maupun lingkungan.

Mengingat Indonesia merupakan negara maritim, maka bagi Indonesia, kawasan maritim merupakan elemen utama dalam identitas, keamanan, dan pembangunan Indonesia. Perkembangan kegiatan maritim di Indonesia menjadikan banyaknya permintaan akan layanan informasi cuaca dan iklim yang dapat diberikan oleh BMKG secara andal.

Masyarakat di daerah pesisir dan sektor blue economy (transportasi bagi masyarakat dan barang serta budidaya perikanan, perlindungan lingkungan dan energi laut atau pariwisata) akan mendapatkan keuntungan secara langsung dari keberhasilan pengembangan sistem meteorologi maritim.

Oleh karena itu, penting bagi BMKG sebagai lembaga yang berwenang mengeluarkan informasi cuaca dan iklim laut untuk meningkatkan akurasi pengamatan dan prediksi cuaca dan laut.

Menteri Kelautan Perancis Annick Girardin, juga meninjau Kapal Baruna Jaya VIII milik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Rabu (9/6).

Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI, Nugroho Dwi Hananto menjelaskan secara singkat tentang riset dan hasilnya yang pernah dilakukan tim peneliti LIPI dengan fasilitas kapal ini.

Pengadaan kapal riset penjelajah samudera baru dan retrofit Kapal Riset Baruna Jaya VIII akan semakin mengoptimalkan para peneliti Indonesia mengungkap kekayaan alam laut dan samudera Indonesia, yang tidak hanya tersebar dalam luasan, namun juga pada kedalaman.

Sebelumnya, pada Selasa (8/6) telah dilakukan penandatanganan Credit Facility Agreement of Procuremet of Multi-Purposes Research Vessels atau Krisna (Kapal Riset Nasional) antara Kementerian Keuangan RI dengan Agence Française de Développement (AFD).

Penandatanganan perjanjian pembiayaan pinjaman senilai $107 juta tersebut akan digunakan untuk pembelian dan reparasi kapal penelitian serbaguna oleh LIPI.

Melalui LIPI, dana tersebut dikelola untuk pembiayaan pengadaan Multi-Purposes Research Vessels dengan komponen Retrofit Kapal Baruna Jaya VIII dan pengadaan kapal riset baru, serta pembangunan kapasitas SDM Kelautan Nasional.

Exit mobile version