Saumlaki – Tim Ekspedisi Pinisi Bakti Nusa menemukan pasokan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk nelayan kecil di Saumlaki saat ini tidak mencukupi.
Hal ini dikatakan Ketua Bidang Pemberdayaan Nelayan dan Masyarakat Pesisir Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) Dr Adi Candra.
“Pasokan BBM bersubsidi dari pertamina sebesar 30 ton per bulan tidak mencukupi untuk nelayan Saumlaki,” kata Adi, Senin (1/4).
Menurut Adi, Pertamina perlu melakukan pengecekan distribusi dan bersama pemerintah daerah melakukan pendataan ulang berapa kebutuhan aktual di Saumlaki. Saat ini terdapat 8.100 nelayan kecil di kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Seorang nelayan long boat di Saumlaki, Johanes mengatakan, setiap kali membeli BBM di SPDN selalu dikatakan habis.
“Kami nelayan kecil yang harusnya mendapatkan pelayanan BBM bersubdisi di SPDN terpaksa membeli di SPBU dengan membawa jergen, ini berisiko,” kata Johanes.
Johanes tidak mengerti kenapa BBM bersubsidi di SPDN Saumlaki selalu habis. “Pertamina dan aparat perlu melakukan pengawasan terhadap operasional SPDN Saumlaki,” ujarnya.
Kepulauann Tanimbar merupakan wilayah kaya gas. Sayangnya hingga saat ini eksploitasi gas Marsela belum kunjung dilakukan.
Selama di Kepulauan Tanimbar, tim ekspedisi singgah pulau Sera dan pulau Selaru. Di titik singgah tersebut, kegiatan yang dilakukan antara lain joy sailing dan kelas inspirasi.*