Sistem Peringatan Dini Dapat Mengurangi Kerusakan

Gempa disusul gelombang tsunami di Teluk Palu, Sulawesi Tengah, Jumat 28 September 2018. FOTO: VERRIANTO MADJOWA

Darilaut – Laporan utama Komisi Global untuk Adaptasi 2019 ‘Adapt Now’ menemukan bahwa Sistem Peringatan Dini memberikan pengembalian investasi lebih dari sepuluh kali lipat. Ini jumlah yang terbesar dari tindakan adaptasi apa pun.

Mengutip Siaran Pers Organisasi Meteorologi Dunia – World Meteorological Organization (WMO) laporan tersebut juga menemukan bahwa peringatan 24 jam akan datangnya badai atau gelombang panas dapat mengurangi kerusakan yang terjadi hingga 30 persen.

Mengeluarkan biaya US$ 800 juta untuk sistem semacam itu di negara berkembang akan menghindari kerugian sebesar $3 – 16 miliar per tahun.

Namun, terlepas dari manfaat besar yang diketahui, satu dari tiga orang secara global masih belum tercakup oleh layanan sistem peringatan dini. Proporsi orang yang tidak tercakup hampir dua kali lebih tinggi di Afrika.

Pakta Iklim Glasgow (disepakati pada Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26 pada November 2021) menekankan urgensi tindakan untuk meningkatkan kapasitas adaptif, memperkuat ketahanan dan mengurangi kerentanan terhadap perubahan iklim.

Ini juga untuk mendesak negara-negara maju meningkatkan penyediaan pendanaan iklim, transfer teknologi dan pengembangan kapasitas mereka untuk adaptasi.

Pemerintah Inggris, yang merupakan presiden COP26 dan pemerintah Mesir, akan memimpin COP27 di Sharm-El-Sheikh. Mereka baru-baru ini memperbarui seruan kepada negara-negara maju untuk menindaklanjuti komitmen, setidaknya menggandakan pendanaan iklim untuk adaptasi ke negara berkembang tahun 2025.

Hal ini bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara pendanaan adaptasi dan mitigasi.

Sinergi dan Kemitraan

WMO akan memelopori upaya untuk mencapai cakupan universal layanan peringatan dini, bekerja sama erat dengan mitra kunci sebagai kontribusi kolektif terhadap upaya adaptasi global.

Ini akan berusaha untuk menutup kesenjangan pengamatan, memperluas kapasitas bagi semua negara mengeluarkan peringatan sebelum bencana.

Selain itu, secara bersamaan meningkatkan kapasitas mereka untuk bertindak atas peringatan tersebut, dan menanggapi dengan cara yang fokus pada masyarakat, inklusif dan dapat diakses.

Menindaklanjuti pengumuman yang disampaikan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, WMO akan mengumpulkan lembaga-lembaga utama, negara-negara dan kelompok-kelompok yang sudah aktif di bidang Hydromet dan pengembangan kapasitas Peringatan Dini.

Membangun Kemitraan

Global Multi-hazard Alert System (GMAS) WMO memanfaatkan kemajuan dalam peringatan dini terhadap bahaya seperti siklon tropis, banjir dan banjir pesisir.

Systematic Observations Financing Facility (SOFF), yang didirikan pada COP26 bersama dengan UNEP dan UNDP sebagai mekanisme pembiayaan baru . Ini berusaha untuk secara signifikan meningkatkan ketersediaan data pengamatan cuaca dan iklim dasar dan menutup kesenjangan. Terutama di Negara-negara Tertinggal dan Negara-negara Berkembang Pulau Kecil.

Data ini adalah dasar dari semua prakiraan cuaca dan layanan iklim. Dana Pembangunan Nordik (NDF, Nordic Development Fund) baru-baru ini berkomitmen 10 juta Euro untuk SOFF.

• Inisiatif Sistem Peringatan Dini dan Risiko Iklim – Climate Risk and Early Warning Systems Initiative (CREWS) menjembatani kesenjangan kapasitas dalam sistem peringatan dini yang menyelamatkan jiwa untuk negara-negara yang rentan.

Inisiatif ini memastikan bahwa prediksi dan peringatan tentang peristiwa ekstrem diterima, dipahami, dan ditindaklanjuti oleh orang-orang yang paling berisiko.

Exit mobile version