Darilaut – Gunung api Kerinci yang berada di Provinsi Jambi dan Sumatera Barat, mengalami peningkatan amplitudo gempa tremor menerus.
Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, hingga Kamis (29/12) pukul 12.00 WIB peningkatan gempa tremor tersebut masih berlangsung.
Hal ini menunjukan terjadinya peningkatan aliran fluida disertai pemanasan dalam tubuh gunung api Kerinci akibat meningkatnya suplai magma ke permukaan.
Pada Rabu (28/12) peningkatan amplitudo gempa tremor menerus pukul 20.00 WIB dari amplitudo 3-8 mm (dominan 3 mm) menjadi amplitudo 3 – 8 mm (dominan 6 mm).
Dalam sepekan terakhir, teramati hembusan asap kawah berwarna kecokelatan dengan intensitas tipis hingga tebal dengan tinggi mencapai 50 – 200 meter di atas puncak.
Gempa hembusan masih terekam secara fluktuatif dengan rata-rata kejadian 40 kali per hari, kata Pusat Vulkanologi.
Dengan kondisi tersebut, menurut Pusat Vulkanologi, potensi bahaya saat ini adalah terjadinya hujan abu baik di sekitar kawah maupun di wilayah lainnya tergantung arah dan kecepatan angin.
Erupsi eksplosif dapat terjadi secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan lontaran batu (pijar) sejauh 3 km.
Selain itu, perlu diwaspadai pula potensi aliran lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak yang dapat meningkat saat curah hujan tinggi.
Komentar tentang post