“Karang yang berada di daerah yang mengalami kenaikan suhu akibat air bahang berkarakteristik seperti batu, sedangkan karang yang berada di perairan yang ideal memiliki karakteristik bercabang-cabang,” ujarnya.
Dian menemukan bahwa peningkatan suhu yang dapat ditolerir oleh karang kurang lebih 2,3℃. “Suhu ideal karang tumbuh ialah 26 – 30℃, maka batas ambang ekologi yang bisa ditolerir karang untuk tetap bertahan adalah 32℃,” katanya.
Menurut Dian, hasil penelitian ini berlaku secara universal, meski masih sebatas pada area tropis. Selain itu, masih banyak hal yang bisa dikembangkan lagi untuk melengkapi penelitian ini.
Dian mengatakan, topik bagaimana karang bisa beradaptasi dengan perubahan lingkungan atau fase perkembangan karang adalah beberapa contoh topik yang bisa diteliti untuk melengkapi temuan ini.
Kebutuhan energi di Indonesia yang tinggi menjadi salah satu penyebab tingginya pembuangan air bahang yang masif. Dengan diketahuinya ambang batas ekologi karang, Dian berharap pembangunan untuk memenuhi kebutuhan energi ke depannya bukan sekedar membangun. Tapi juga memperhatikan di mana kita membangun, dan dampak apa yang bisa terjadi akibat pembangunan itu.*
Sumber: its.ac.id
Komentar tentang post