Darilaut – Hasil analisis geologi kejadian gempa bumi merusak di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, pada Selasa (13/12) akibat aktivitas sesar aktif berupa sesar naik busur belakang Flores dengan mekanisme sesar naik.
Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sesar ini membentang di utara Bali, NTB hingga Flores dan pernah mengakibatkan terjadinya gempa bumi dahsyat pada tahun 2018
Hal ini berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber (focal mechanism) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman Jerman.
Gempa bumi magnitudo 5,2 pada kedalaman 10 km tersebut terletak di laut pada koordinat 8,16 LS dan 115,62 BT, berjarak sekitar 31,69 km utara Amlapura, Karangasem.
Lokasi pusat gempa bumi terletak dekat dengan wilayah Kabupaten Karangasem. Wilayah ini umumnya tersusun oleh morfologi dataran pantai, dataran bergelombang dan perbukitan bergelombang hingga terjal yang merupakan bagian dari morfologi tubuh gunung api.
Menurut Pusat Vulkanologi litologinya tersusun oleh endapan Kuarter berupa endapan aluvial pantai, aluvial sungai dan batuan rombakan gunung api muda (breksi gunung api, lava, tuff, batuan jatuhan gunung api).
Komentar tentang post