Darilaut – Wakil Menteri Luar Negeri RI, Mahendra Siregar, mengatakan, Indonesia senantiasa menjaga komitmennya dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD+).
“Saya percaya keberhasilan kerja sama RI-Norwegia pada REDD+ ini dapat menjadi model kerja sama yang baik dan menjadi contoh bagi banyak negara,” ujar Wakil Menlu, Kamis (2/7).
Di tengah pandemi Covid-19, Kementerian Luar Negeri terus bekerja mengawal kerja sama bilateral hingga tahap implementasi. Hal ini tercermin dari kesepakatan bersama antara Indonesia dan Norwegia untuk mempercepat implementasi Kemitraan kedua negara bagi pengurangan emisi gas rumah kaca dari deforestasi dan degradasi hutan (Reducing Greenhouse Gas Emissions from Deforestation and Forest Degradation, REDD+) pada Joint Consultation Group (JCG).
Dalam pertemuan yang digelar secara semi-virtual ini, delegasi Indonesia pada JCG REDD+ RI-Norwegia dipimpin bersama (co-chair) oleh Wakil Menteri Luar Negeri dan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Alue Dohong.
Delegasi Norwegia dipimpin bersama oleh Utusan Khusus Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup di Oslo dan Duta Besar Norwegia di Jakarta.
Kesepakatan utama pada pertemuan JGC ini adalah penegasan penyaluran dana REDD+ dari Norwegia dengan skema Result-Based Payment (RBP) dengan harga USD 5 perton CO2 melalui Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH).
Komentar tentang post