Palu – Kapal Riset Baruna Jaya I melakukan Survei Batimetri di lima titik gempa Palu-Donggala, Sulawesi Tengah. Kapal Baruna Jaya I beroperasi di Teluk Palu dikirim Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Sekretaris Utama BPPT Wimpie A Noegroho mengatakan, Kapal Riset Baruna Jaya I dilengkapi dengan multi beam echo sounder. Peralatan ini mampu memetakan kedalam laut hingga 11.000m. Selain itu, side scan sonar, hingga remotely operated vehicles (ROV) yang dibutuhkan untuk mendapatkan gambaran morfologi secara langsung laut Palu dan sekitarnya.
Survei batimetri untuk mengetahui data terakhir bawah laut akibat gempa yang terjadi. Selanjutnya, data kebumian ini akan dijadikan dasar untuk menentukan langkah selanjutnya untuk menentukan potensi bencana yang akan terjadi, maupun tindakan pencegahannya.
Kapal ini menjalankan bakti teknologi dan bakti sosial untuk membantu korban bencana di Palu dan Donggala.
BPPT juga menyumbangkan teknologi Air Siap Minum (Arsinum) yang sebelumnya telah diterjunkan di Lombok untuk memenuhi kebutuhan air minum di penampungan. Air minum keluaran dari ARSINUM ini dijamin kualitasnya, karena telah memenuhi standar air minum berdasarkan Permenkes Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990.
Arsinum memiliki kapasitas menghasilkan 5000 liter air bersih per hari. Cukup untuk kebutuhan 2000 jiwa tiap harinya. Ini sudah teruji di Lombok, bahkan versi mobile dapat menjangkau lokasi terpencil.
Wimpie berharap operasi bakti teknologi dan bakti sosial ini bisa mendapatkan data kebumian yang terbaik sehingga kita bisa mengantisipasi potensi bencana tersebut menggunakan teknologi.*
Komentar tentang post