Darilaut – Ketika masyarakat di sepanjang pantai di Pulau Jawa, Indonesia, mulai menanam kembali mangrove (bakau) untuk mengatasi kenaikan permukaan air laut, hasilnya memprihatinkan.
Hanya 15-20 persen pohon muda yang ditanam bertahan hidup. Sisanya hanyut terbawa arus.
Dengan bantuan peneliti dan mitra – seperti Wetlands International – penduduk desa mencoba solusi baru: menjebak lumpur dengan dinding laut yang terbuat dari bahan alami. Hal ini memberikan ruang bagi mangrove muda untuk pulih secara alami.
Hasilnya mencengangkan. Menurut Unep.org, tingkat kelangsungan hidup bakau melonjak dari 20 menjadi lebih dari 70 persen.
Inisiatif Membangun dengan alam sejak saat itu telah diakui sebagai UN World Restoration Flagship atas keberhasilannya.
Masyarakat pesisir dataran rendah di Demak, Jawa , telah dilanda erosi, banjir, dan kehilangan tanah yang disebabkan oleh penebangan mangrove untuk tambak, penurunan tanah, dan infrastruktur.
Alih-alih menanam kembali pohon bakau, Unggulan Restorasi Dunia yang inovatif ini telah membangun struktur seperti pagar dengan bahan alami di sepanjang pantai untuk meredam gelombang dan menjebak sedimen, menciptakan kondisi bagi bakau untuk pulih secara alami.
Total panjang struktur permeabel yang dibangun adalah 3,4 km dan 199 ha mangrove telah direstorasi.
Komentar tentang post