Darilaut – Pertambangan emas skala kecil di Desa Tatelu dan Desa Talawaan Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, telah berhasil menurunkan 13,4 ton merkuri atau 58% dari total pengurangan merkuri. Jumlah tersebut dalam kurun waktu 2018 hingga 2022.
Dengan keberhasilan tersebut, Kabupaten Minahasa Utara akan diusulkan menjadi percontohan penambangan emas skala kecil ramah lingkungan.
Keberhasilan lain di Minahasa Utara juga terlihat dari peningkatan jumlah peralatan yang dibangun oleh penambang berupa tong untuk mengolah emas tanpa merkuri.
Pada tahun 2018 terdapat 30 tong, tahun 2019 menjadi 53 tong, tahun 2021 menjadi 70 dan tahun 2022 menjadi 81 tong.
Selain di Minahasa Utara, proyek GOLD-ISMIA, juga diterapkan di Kulonprogo, Lombok Barat, Halmahera selatan, Gorontalo Utara dan Kuantan Singingi. Di lokasi ini telah menurunkan penggunaan merkuri sebanyak 23 ton.
Direktur Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Yulia Suryanti, Kamis (15/12) mengatakan keberhasilan ini bisa menjadi tempat belajar (sharing knowledge) bagi penambang dari lokasi proyek lainnya baik penambang dari daerah sekitar Minahasa Utara ataupun antar penambang di luar Minahasa Utara.
Teknologi ini dikembangkan melalui Proyek GOLD-ISMIA (Global opportunities for Long Term Development – Integrated Sound Management of Mercury in Indonesia’s Artisanal and Small-scale Gold Mining Project).
Komentar tentang post