Eduart mengatakan bahwa tradisi koko’o yang diselenggarakan oleh Brigade Toki Sahur Talumolo dan UNG pada bulan Ramadan 1445 hijriah saat ini, menjadi istimewa karena merupakan peringatan satu dekade Koko’o Gorontalo.
Menurut Rektor, 10 tahun atau satu dekade terakhir, Brigade Sahur Talumolo dalam Koko’o Gorontalo membudayakan dalam bentuk yang lebih menghibur.
“Malam hari ini, kita membuat rute yang terpanjang sebagai bentuk rasa syukur dan kegembiraan kita menyambut bulan suci Ramadan,” kata Eduart.
Ketuk sahur ini mengambil rute dari gerbang kampus UNG dan finish di Kelurahan Talumolo.
Harapan ke depan, kata Eduart, ini akan menjadi sebuah kegiatan budaya yang memberikan gambaran ciri khas masyarakat Gorontalo ketika menyambut dan bergembira ria menyongsong bulan suci Ramadan.

Cara membangunkan sahur di Gorontalo ada kemiripan dengan di negara Turki. Di Gorontalo, instrumen yang banyak digunakan adalah peralatan bambu, sedangkan di Turki tabuhan genderang.
Melansir Turknesia Edu Foundation (turknesia.com) di negara Turki, selama bulan suci Ramadan penabuh genderang turun ke jalan-jalan untuk membangunkan sahur.
Tradisi turun temurun ini sudah dijalankan selama berabad-abad dari generasi ke generasi. Biasanya, ayah, kakek, buyut, dari penabuh kemungkinan juga adalah seorang penabuh.