Jakarta – Kabasarnas Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi menutup secara terpusat operasi SAR kecelakaan pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT-610, Sabtu (10/11) siang.
Namun, operasi akan dilanjutkan oleh Kantor SAR Jakarta dan Kantor SAR Bandung. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih melanjutkan operasi pencarian Cockpit Voice Recorder (CVR).
Yang dimaksud dengan penutupan terpusat, artinya tim dari Kantor Pusat Basarnas selesai. Sementara dua tim akan terus melaksanakan siaga dan penyisiran di Last Know Positioning (LKP) dan pesisir pantai Tanjung Pakis.
Dengan penutupan ini, Posko Terpadu di JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok otomatis juga ditutup. Selanjutnya, Posko berada di Kantor SAR Jakarta dan Kantor SAR Bandung.
Penutupan terpusat operasi dilakukan setelah Kabasarnas selaku SAR Coordinator (SC) melakukan analisa menyeluruh, koordinasi dengan seluruh stakeholder terkait, masukan dari berbagai pihak, dan melihat data-data faktual di lapangan sampai hari terakhir perpanjangan waktu pelaksanaan operasi.
“Tolok ukur operasi SAR adalah korban. Namun, sejak siang kemarin (Jumat, 9/11/2018) hingga siang ini, tim SAR sudah tidak menemukan korban lagi,” kata Syaugi saat konferensi pers di Posko Terpadu JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok.
Dalam penyampaian ini, Kabasarnas didampingi ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dan perwakilan potensi SAR lainnya.
Kabasarnas meminta maaf kepada seluruh masyarakat, khususnya keluarga korban, jika selama pelaksanaan operasi SAR terdapat kesalahan atau kekurangan. Kabasarnas berdoa agar tim DVI dapat segera mengidentifikasi seluruh korban dari 196 kantong jenazah yang telah berhasil dievakuasi tim SAR.
Selain itu, Kabasarnas mendukung penuh tim KNKT yang masih melanjutkan operasi pencarian CVR. CVR ini bagian dari black box (kotak hitam) yang belum ditemukan. Black box yang sudah ditemukan tim SAR adalah Fligh Data Recorder (FDR).
Kabasarnas telah memperpanjang durasi operasi SAR dua kali, dikali tiga hari. Sesuai Standard Operating Procedure (SOP), operasi SAR dilaksanakan selama 7 hari.
Apabila, masih ada kemungkinan korban ditemukan, maka operasi ditambah 3 hari lagi. Selanjutnya, jika perpanjangan 3 hari tersebut masih kurang dan masih ada lagi tanda-tanda meyakinkan ditemukan korban, maka ditambah 3 hari.
Dalam pelaksanaan operasi hari ke-13 ini, tim penyelam yang beroperasi di tiga spot atau titik penyelaman, sudah tidak lagi menemukan bodypart korban di dasar covered area pencarian. Dalam operasi Sabtu hari ini, Basarnas mengerahkan 40 penyelam Basarnas Special Group (BSG).
Mereka melakukan penyapuan dengan anchor point Kapal Baruna Jaya I pada radius 250 meter persegi. Alut yang digunakan meliputi 3 unit KN SAR (Sadewa, Basudewa, dan Rescue Boat 206), 4 Rubber Inflatable Boat (RIB) dan 4 LCR (perahu karet).
Sementara tim yang beroperasi di permukaan air, termasuk tim yang melakukan penyisiran dari Perairan Karawang hingga Tanjung Pakis juga nihil. Selama 13 hari, tim SAR telah berhasil mengevakuasi 196 kantong jenazah yang telah diberi label oleh tim DVI dan telah diserahkan ke RS Polri Kramat Jati.
Kabasarnas menyampaikan terima kasih, apresiasi dan penghargaan yang tinggi atas sinergitas dan soliditas seluruh potensi SAR yang terlibat, mulai dari unsur TNI, Polri, Kementerian Perhubungan, KNKT, BPPT, KKP, Bakamla, Pertamina, Bea Cukai, PMI, POSSI, Indonesia Diver Rescue Team (IDRT) dan seluruh stakeholder lainnya.
Secara khusus, Kabasarnas menyampaikan duka mendalam dan apresiasi kepada anggota IRDT Syahrul Anto (48 tahun) yang gugur saat membantu operasi pencarian. Selebihnya, Kabasarnas berharap, sinergitas dan soliditas itu akan terus berlanjut dalam tugas-tugas negara di masa yang akan datang.
Setelah konferensi pers, Kabasarnas mengumpulkan seluruh potensi SAR yang masih berada di posko seperti petugas TNI, Polri, PMI, tim Lion Air, KPLP, Pelindo, KSOP, Syahbandar, Bea Cukai dan lainnya di mushala Posko untuk sarasehan atau dialog.
Pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT-610 rute Cengkareng – Pangkalpinang mengalami kecelakaan 13 menit setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Senin (29/10) pagi. Pesawat dengan personal on board sebanyak 189 orang itu jatuh di kawasan Perairan Karawang, Jawa Barat.*
Komentar tentang post