Selain itu, kata Dwikorita, pemerintah, semua pihak terkait dan masyarakat juga perlu mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi kering di sejumlah wilayah Indonesia, akibat curah hujan di bawah normal yang dapat memicu kekeringan dan dampak lanjutan berupa kebakaran hutan dan lahan.
Daerah yang diprediksikan dapat mengalami hujan tahunan di bawah normal adalah sebagian kecil Papua Barat bagian timur dan sebagian kecil Papua bagian utara.
Wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan dan kebakaran lahan dan hutan selama periode kemarau yang normal di tahun 2023, umumnya di wilayah Riau, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, sebagian Kalimantan khususnya bagian barat, tengah dan selatan, serta sebagian Sulawesi Selatan, Jawa Barat bagian utara, Jawa Tengah bagian selatan, Jawa Timur bagian timur, Bali Utara, sebagian Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
“Semua pihak juga perlu mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan di tahun 2023 yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2020, 2021 maupun 2022 yang kemaraunya bersifat basah,” ujar Dwikorita.
Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Klimatologi BMKG Dodo Gunawan, mengingatkan untuk mewaspadai munculnya berbagai penyakit selama musim penghujan.
Hal ini karena banyaknya genangan air, perubahan suhu lingkungan yang drastis dapat memicu dan membuat daya tahan tubuh seseorang lebih rentan terserang berbagai penyakit, seperti influenza, demam berdarah, diare, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), hingga leptospirosis akibat banjir.
Komentar tentang post