redaksi@darilaut.id
Sabtu, 13 Agustus 2022
26 °c
Jakarta
28 ° Sab
27 ° Ming
28 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil

Home » Berita » 15 Tahun Ujicoba Budidaya Ikan Belida

15 Tahun Ujicoba Budidaya Ikan Belida

redaksi redaksi
9 Juli 2022
Kategori : Berita
Ikan belida. FOTO: KKP

Ikan belida. FOTO: KKP

Darilaut – Ikan belida selama ini dikenal sebagai bahan baku makanan khas empek-empek dan kerupuk. Daging ikan air tawar ini sangat lezat dan memiliki nilai ekonomi tinggi di Indonesia.

Selain untuk konsumsi, belida juga sebagai ikan hias karena tampilannya yang unik dengan warna dan corak yang memikat.

Setelah melalui ujicoba selama 15 tahun, sejak tahun 2005, Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), berhasil membudidayakan ikan belida. Perilaku ikan karnivora ini dapat menjadi ikan yang mengonsumsi pakan buatan.

“Ini capaian yang sangat luar biasa, setelah melewati proses yang panjang,” tutur Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu.

“Ini potensi besar, maka keberhasilan ini merupakan capaian yang selama ini kita semua nantikan.”

Kepala BPBAT Mandiangin, Evalawati, mengatakan tahun ini baru dibentuk tim untuk merilis ikan belida, sehingga harapannya ikan ini dapat dibudidayakan secara massal kepada pembudidaya ikan seluruh Indonesia.

Setelah dirilis, masyarakat dapat memperoleh ikan belida tidak lagi tergantung pada tangkapan alam. Sehingga ikan ini tidak lagi menjadi komoditas yang dilindungi tetapi kembali bisa dibudidayakan dan dikonsumsi oleh masyarakat.

“Setelah ini, selain masyarakat lebih mudah mendapatkan ikan belida, tapi juga ikan belida terjaga dari kepunahan,” ujarnya.

Penanggung Jawab Ikan Lokal, Puji Widodo, mengatakan keberhasilan pemijahan hingga pembesaran ikan belida dalam wadah budidaya, diharapkan akan dapat membantu dalam pengembangan budidaya ikan tersebut dalam memenuhi kebutuhan masyarakat seperti untuk pengolah kerupuk atau empek empek.

Prosesnya hingga saat ini memang berlangsung lama. Mulai dari proses domestikasi sampai akhirnya ikan sudah berhasil, hingga sekarang semua ikan bisa diberi pakan buatan berupa pelet.

Dari stadia larva hingga induk berhasil dengan pemberian pakan pelet sejak tahun 2019. Hingga saat ini, induk belida yang dimiliki sekarang sebanyak 110 ekor dengan ukuran 2-4 kg, dengan rata rata produksi benih ukuran 1-3cm per bulan sebanyak 1000–2000 ekor.

Untuk mendapatkan formula, kata Widodo, pada tahapan budidaya yang tepat memang butuh proses panjang. Tapi sekarang kita sudah dapat menemukan teknologinya.

Seperti teknologi pemijahan, dengan pemijahan alami menggunakan sarang dari kayu ulin. Sementara teknologi pendederan yang digunakan untuk produksi benih ikan belida menggunakan sistem resirkulasi sederhana dengan aplikasi pakan buatan dari larva hingga mencapai ukuran induk.

Selain itu, kalau dulu kesulitan untuk produksi benih karena belum ditemukan pakan yang tepat dari ukuran larva sampai benih. Sekarang sudah dapat teratasi fase kritis dari tahap larva ke benih, bahkan pakan pembesaran hingga induk juga sudah menggunakan pakan pelet.

Pemijahan belida secara alami, jadi produksi benih tergantung dengan jumlah induk dan jumlah telur hanya kisaran ratusan saja yaitu 300-500 butir/induk.

Dengan mengonsumsi pakan pelet, ketergantungan terhadap pakan alami pada tahap pemijahan hingga pembesaran dapat dihilangkan.

Menurut Widodo, ikannya menjadi lebih jinak, tidak mudah stress, dan mudah beradaptasi di lingkungan budidaya.

Kalau dari kecil sudah terbiasa dengan pakan buatan, untuk tahap pembesaran menjadi mudah adaptasi di kolam atau karamba jaring apung.

Dari segi performa pertumbuhan untuk ukuran larva dan benih, pertumbuhan kurang lebih sama bila dengan pakan alami, yakni mencapai ukuran 5-8cm dalam waktu 1,5 bulan, bahkan bisa lebih hemat biaya pakan.

Waktu pemeliharaan untuk mencapai ukuran konsumsi sekitar 100 gram per ekor selama 4 bulan, sementara untuk mencapai ukuran 1kg per ekor diperlukan waktu kurang lebih 2 tahun.

Tags: Ikan BelidaIkan HiasKKPPerikanan budidaya
Bagikan6TweetKirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

FOTO: DARILAUT.ID
Berita

Hingga 2022 Kecelakaan Pelayaran Masih Signifikan

13 Agustus 2022
Ilustrasi tukik penyu hijau. FOTO: KLHK
Berita

Gelombang Panas Perburuk Populasi Penyu Jantan

13 Agustus 2022
Tukik penyu
Berita

99 Persen Tukik Penyu di Florida Berjenis Kelamin Betina

13 Agustus 2022
Next Post
Ilustrasi siklon tropis. GAMBAR: ZOOM.EARTH

Bibit Siklon Tropis Tumbuh di Laut Filipina dan Laut Cina Selatan

Banjir yang merendam pemukiman warga Kabupaten Wajo, Sabtu (9/7). FOTO: BPBD Kabupaten Wajo/BNPB

Banjir Merendam Ribuan Rumah di Wajo, Tojo Una-Una dan Ambon

Komentar tentang post

Bandung, Indonesia
Sabtu, Agustus 13, 2022
Mostly Cloudy
24 ° c
72%
11mh
-%
28 c 19 c
Rab
26 c 18 c
Kam
27 c 18 c
Jum
26 c 17 c
Sab

TERBARU

Hingga 2022 Kecelakaan Pelayaran Masih Signifikan

Antibodi Penduduk Indonesia Meningkat 4 Kali Lipat

Gelombang Panas Perburuk Populasi Penyu Jantan

99 Persen Tukik Penyu di Florida Berjenis Kelamin Betina

Badai Tropis Meari Akan Melintasi Tokyo

Banjir Melanda Kabupaten Bogor, Cilacap, Pohuwato dan Katingan

REKOMENDASI

Kemenhub Tutup Status Darurat Tumpahan Minyak Pertamina di Pantai Utara

Banjir Menggenangi Kapuas Hulu dan Labuhanbatu Utara

Ribuan Ubur-ubur Menyerbu Perairan Italia

Munasik: Kita Menghadapi Krisis lingkungan

3 Etape Ekspedisi Jala Citra I Aurora di Laut Halmahera dan Papua

Laki-Laki Terbanyak Pasien Positif Covid-19 di Indonesia

TERPOPULER

  • Ikan

    Ini Potensi di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan

    663 bagikan
    Bagikan 275 Tweet 162
  • Ini Daftar 34 Trayek Tol Laut Tahun 2022

    21 bagikan
    Bagikan 9 Tweet 5
  • LIPI Bahas Ilmu Kelautan dan Kebumian

    10 bagikan
    Bagikan 5 Tweet 2
  • Enam Aplikasi Digital Nelayan Indonesia

    370 bagikan
    Bagikan 155 Tweet 90
  • Kawasan Timur Indonesia Kaya Sumber Daya Ikan

    121 bagikan
    Bagikan 49 Tweet 30
  • Mirip Kerupuk, Harga Gelembung Renang Capai Rp 50 juta per Kilogram

    275 bagikan
    Bagikan 114 Tweet 67
  • Kuda Laut, Ikan yang Dipercaya Dapat Menyembuhkan Berbagai Penyakit

    186 bagikan
    Bagikan 79 Tweet 45
  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk