SETELAH ikan coelacanth diidentifikasi dari perairan Raja Ampat, tercatat sudah dua kali temuan spesies ini di Papua.
Pada 2010, Tim Aquamarine Fukushima dipimpin Iwata Masamitsu bekerjasama dengan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) berhasil menemukan ikan raja laut Coelacanth di perairan Biak. Sebelumnya, ikan raja laut ini ditemukan di perairan Manado Tua dan Teluk Manado.
Menurut ahli kelautan Dr Anugerah Nontji (2009, 2017), tim Aquamarine Fukushima dan LIPI berhasil merekam dua ekor ikan purba ini di perairan sebelah tenggara Pulau Biak, Papua, pada November 2010. Ikan coelacanth terekam dengan ROV (Remotely Operated Vehicle) atau robot bawah air.
Mulanya ikan coelacanth dipercaya hanya sebagai ikan purba yang hidup pada kala Devonian (sekitar 400 juta tahun lalu) atau lebih tua dari Dinosaurus yang muncul di bumi pada kala Triassic (sekitar 200 juta tahun lalu).
Diperkirakan ikan coelacanth ini punah sekitar 80 juta tahun lalu. Ini diketahui dari jejak hidupnya yang terekam berupa fossil-fossil purba.
Tahun 1938 dunia digemparkan dengan ditemukannya seekor ikan coelacanth di perairan Afrika Selatan, di lepas pantai Sungai Chalumna. Ikan fossil hidup ini dinamai Latimeria chalumnae, sebagai penghargaan pada penemunya Marjorie Courtenay-Latimer dan lokasi ditemukannya.
Komentar tentang post