Darilaut – Sebelum membuat berita bahaya hoaks dan bagaimana menggugah partisipasi publik dalam pencegahan dan kebal berita hoaks, awak media harus terlebih dahulu belajar dan memahami jurnalisme Pre-Bunking.
Pre-Bunking adalah serangkaian tindakan proaktif yang dilakukan sebelum berita hoaks menyebar di masyarakat. Demikian benang merah Pelatihan Pre-Bunking untuk jurnalis media anggota Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wilayah DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat.
“Ibarat vaksinasi, jurnalis perlu memvaksin diri terlebih dulu, sebelum memberi vaksin kepada publik. Dengan cara itu, barulah bisa tercapai masyarakat yang kebal terhadap hoaks,” ujar Wakil Ketua AMSI, Irfan Junaidi saat membuka Pelatihan Pre-Bunking, di Jakarta.
Menurut Irfan pelatihan Pre-Bunking ini sangat penting karena Indonesia sebentar lagi akan menggelar Pemilu Serentak pada tahun 2024. Mengutip data Bawaslu, Irfan mengatakan, pemilu 2024 akan diikuti oleh 60% pemilih muda. Anak muda yang kebiasaannya memakai medsos untuk mendapatkan berita dan informasi.
“Kalau kemudian yang dikonsumsi anak-anak muda ini adalah berita hoaks, kan sangat berbahaya. Bisa menganggu keberlangsungan pemilu dan bahkan gesekan sosial. Ini tidak boleh kita biarkan. Jadi media harus mengisi ruang-ruang di medsos dengan berita yang terverifikasi.
Komentar tentang post