Banjir di China Menewaskan 25 Orang, 100 Ribu Dievakuasi

Seorang petugas polisi lalu lintas memandu warga menyeberangi jalan yang banjir dengan tali saat hujan deras masih mengguyur di Zhengzhou, Provinsi Henan, China, 20 Juli 2021. FOTO: China Daily via REUTERS

Darilaut – Sedikitnya 25 orang tewas saat banjir melanda Provinsi Henan, China, dan sekitar 100.000 orang telah dievakuasi di Zhengzhou.

Kantor berita Reuters melaporkan puluhan korban berada di jalur kereta bawah tanah di ibu kota Zhengzhou, dan hujan diperkirakan akan lebih banyak turun di wilayah tersebut.

Sebanyak 12 orang tewas dan lebih dari 500 orang ditarik ke tempat yang aman setelah terowongan kereta bawah tanah banjir, media pemerintah melaporkan.

Bendungan dan waduk telah meluap dan ribuan tentara mengambil bagian dalam upaya penyelamatan di provinsi tersebut.

Sementara gambar di media sosial menunjukkan komuter kereta tenggelam dalam perairan setinggi dada dalam kegelapan dan satu stasiun berubah menjadi kolam besar berwarna cokelat.

Hujan diperkirakan masih akan mengguyur di seluruh Henan dalam tiga hari ke depan. Militer Tiongkok, Tentara Pembebasan Rakyat, telah mengirim lebih dari 5.700 tentara dan personel untuk membantu pencarian dan penyelamatan.

Sejak Sabtu hingga Selasa, 617,1 mm (24,3 inci) hujan turun di Zhengzhou, hampir setara dengan rata-rata tahunan 640,8 mm (25,2 inci).

Tiga hari hujan menyamai tingkat yang hanya terlihat “sekali dalam seribu tahun,” kata biro cuaca Zhengzhou.

Seperti gelombang panas baru-baru ini di Amerika Serikat dan Kanada dan banjir ekstrem yang terlihat di Eropa barat, curah hujan di China hampir pasti terkait dengan pemanasan global, kata para ilmuwan kepada Reuters.

“Peristiwa cuaca ekstrem seperti itu kemungkinan akan menjadi lebih sering di masa depan,” kata profesor ilmu atmosfer di University of Hong Kong, Johnny Chan.

Kantor berita Associated Press, apnews.com, melaporkan, transportasi dan pekerjaan telah terganggu di seluruh provinsi, hujan mengubah jalan-jalan menjadi sungai yang mengalir deras, menghanyutkan mobil dan naik ke rumah-rumah penduduk.

Sedikitnya 10 kereta yang membawa sekitar 10.000 penumpang dihentikan, menurut Caixin, sebuah majalah berita bisnis. Bagian dari 26 jalan raya ditutup karena hujan, kata Kementerian Perhubungan di akun media sosialnya.

Provinsi Henan memiliki banyak situs budaya dan merupakan basis utama untuk industri dan pertanian. Wilayah ini dilintasi oleh beberapa saluran air, banyak di antaranya terkait dengan Sungai Kuning, yang memiliki sejarah panjang meluapnya tepiannya selama periode curah hujan intensif.

Di sebelah utara Zhengzhou, terdapat Kuil Shaolin yang dikenal karena penguasaan seni bela diri para biksu Buddha, juga terkena dampak parah.

China secara rutin mengalami banjir selama musim panas, tetapi pertumbuhan kota dan konversi lahan pertanian menjadi subdivisi telah memperburuk dampak peristiwa tersebut.

Sementara itu, dalam 10 hari terakhir, mengutip Floodlist.com, lebih dari 20 orang tewas dalam insiden terkait dengan hujan dan banjir di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa di Pakistan utara.

Banyak korban meninggal dunia ketika hujan lebat atau banjir yang menyebabkan atap, dinding atau seluruh bangunan runtuh.

Di Iran, banjir bandang menewaskan 8 warga. Banjir bandang, badai dan hujan lebat telah terdampak di 15 provinsi dalam seminggu terakhir.

Gelombang cuaca buruk ini dimulai pada 14 Juli 2021. Sejak itu telah mempengaruhi daerah-daerah di provinsi Azerbaijan Timur, Azerbaijan Barat, Alborz, Isfahan, Bushehr, Chaharmahal dan Bakhtiari, Kohgiluyeh dan Boyer-Ahmad, Kerman, Fars, Sistan dan Baluchestan , Semnan, Mazandaran, Hormozgan, Yazd dan Kurdistan.

Sumber: Reuters.com, Apnews.com dan Floodlist.com

Exit mobile version