Baruna Jaya IV Masih Mencari Kotak Hitam CVR

Kapal Riset Baruna Jaya IV. FOTO: BPPT

Darilaut – Kapal Riset Baruna Jaya IV milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) masih melakukan kotak hitam Cockpit Voice Recorder (CVR), di lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu.

Menurut Kepala BPPT Hammam Riza, KR Baruna Jaya IV yang berada di area pencarian, terus berupaya mencari CVR yang menjadi bagian dari black box (kotak hitam) pesawat nahas tersebut.

“Pencarian CVR terus dilakukan menggunakan robot bawah laut yang biasa kita kenal dengan nama Remotely Operated Vehicle (ROV) sejak Rabu malam hingga Kamis dini hari pukul 02.00 WIB,” kata Hammam di Jakarta, Kamis, (14/1).

Hammam mengatakan dalam Operasi SAR gabungan ini BPPT terus berkoordinasi, dengan seluruh institusi yang terlibat. Setelah mendapatkan clearance dari Basarnas dan KNKT, tim survei Kapal Riset Baruna Jaya IV BPPT mendekati lokasi Jatuhnya Pesawat Sriwijaya SJ 182.

BPPT diberikan keleluasaan untuk masuk pada titik utama ditemukannya Flight Data Recorder (FDR) SJ182. Saat ini Baruna Jaya IV kurang lebih berada di barat daya, sekitar 30 meter dari titik ditemukannya FDR.

Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan Djoko Nugroho mengatakan saat menemukan black box pesawat Lion Air PK LQP di perairan Karawang pada tahun 2018, FDR dengan CVR ditemukan dengan jarak kurang lebih 80 meter.

Dengan demikian, kata Djoko, tim ahli perekayasa di Kapal Riset Baruna Jaya IV yang bertugas, membuat area penyisiran 200 x 200 meter persegi. Kemudian membuat kotak grid 20×20 meter persegi di mana titik pusat dari area tersebut adalah koordinat ditemukannya FDR.

“Kami memulai penyisiran dari tengah. Dengan memulai dari kotak 20×20 m2 yang terdekat dengan posisi ditemukannya FDR, agar pencarian menggunakan ROV bisa lebih detail dan terukur. Tujuannya agar penyisiran berlangsung efektif dan tidak menyisir ke lokasi yang sama,” katanya.

Penurunan ROV dilengkapi dengan USBL dapat menunjukkan posisi koordinat, sehingga lintasan ROV dan setiap potongan benda yang ditemukan di dasar laut juga dapat ditentukan posisinya.

Terkait hasil penyisiran ROV, dalam radius 53 M persegi, berhasil ditemukan 34 titik potongan pesawat, dengan potongan terjauh berjarak 53 meter dari titik FDR ditemukan.

Hasil pemantauan Tim BPPT bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang berada di kapal Baruna Jaya IV, 2 dari 34 titik kolasi potongan SJ182, diduga merupakan bagian cockpit pesawat.

Menurut Djoko melalui monitor ruang kendali ROV di kapal Baruna Jaya IV, diduga bagian tersebut adalah throttle dan juga terdapat sebuah bagian besar yang diduga kuat merupakan ekor pesawat, tempat CVR dan FDR berada.

Terkait data penemuan lokasi 34 titik potongan-potongan bagian pesawat tersebut, BPPT sudah berkoordinasi dengan KNKT. Selanjutnya data 34 titik tadi diteruskan kepada tim penyelam untuk melakukan penyisiran secara detail dalam radius 53 m.

Menindaklanjuti data lokasi 34 potongan bagian pesawat tersebut, personil TNI Angkatan Laut terus melakukan penyelaman, dengan memprioritaskan pada 2 titik yang diduga bagian ekor dan cockpit pesawat.

Hingga Kamis (14/1) tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi 239 human body remain, 40 material kecil dan 33 material besar pesawat.

Hasil temuan obyek pencarian tersebut merupakan akumalasi operasi SAR jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182 hingga hari ke-6, Kamis (14/1) pukul 20.00 WIB.

Tambahan signifikan itu didapat pada pelaksanaan operasi SAR Kamis di mana obyek pencarian dievakuasi oleh KN Karna Basarnas, KP Pelatuk Polairud, Bakamla RI, RIB-03 Basarnas dan KRI Tjiptadi.

Suluruh obyek pencarian tersebut setelah ditindaklanjuti tim DVI (Disaster Victim Identification) terurai menjadi 98 human body remain. Sementara tim KNKT mengurai 9 material pesawat besar dan 5 material kecil.

“Cuaca hari ini (Kamis, 14/1) cukup bagus. Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim SAR gabungan, yang terlibat dalam operasi ini, mulai dari unsur TNI, Polri, Bakamla, KPLP, dan semuanya yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu,” kata Kepala Basarnas Marsdya TNI (Purn) Bagus Puruhito saat konferensi pers di Posko Terpadu JICT 2 Tanjung Priok.

Terkait rencana operasi SAR hari ke-7, hari ini, Jumat (15/1), masih di lokasi perairan yang sama.

“Apakah operasi SAR akan dihentikan atau diperpanjang setelah 7 hari, kami akan melihat perkembangan dan dinamika yang terjadi di lapangan. Besok akan kami umumkan,” katanya.

Pesawat Sriwijaya SJ-182 rute Jakarta-Pontianak dilaporkan hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB. Pesawat jatuh di kawasan Kepulauan Seribu pada koordinat 05°57’47.81’’ S – 106°34’10.76’’ E.

Pesawat yang bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta tersebut mengangkut sebanyak 62 penumpang, terdiri dari 6 awak aktif, 40 orang dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi dan 6 awak sebagai penumpang.

Exit mobile version