Melalui kerja sama ini, kedua pihak juga menegaskan komitmen terhadap penggunaan AI yang etis, transparan, dan bertanggung jawab, serta mendorong kolaborasi multipihak dalam memperkuat ekosistem literasi digital dan tata kelola AI di Indonesia.
Koordinator Cek Fakta, Adi Marsiela, menyampaikan bahwa kerja sama ini menjadi langkah penting untuk memperlambat penyebaran informasi bohong di ruang digital.
“Koalisi Cek Fakta menilai kerja sama ini sebagai langkah penting untuk memperlambat penyebaran informasi bohong di ruang digital,” ujarnya.
Pemanfaatan Galifakta menjadi alternatif baru bagi publik untuk mengakses hasil pemeriksaan fakta secara cepat, cermat, dan non-partisan.
Melalui kolaborasi ini, ICT Watch memanfaatkan kecerdasan artifisial yang terhubung dengan hasil pemeriksaan fakta dari jejaring media Koalisi Cek Fakta. Setiap hasil pencarian di Galifakta akan menampilkan tautan langsung ke konten asli pembongkaran fakta, sebagai bentuk pengakuan dan apresiasi terhadap kerja media yang melakukan verifikasi informasi.
GaliFakta masih berupaya bisa menautkan langsung tautan ke konten debunking awal. ”Saat ini GaliFakta baru memberikan kesimpulan hasil debunking,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif ICT Watch, Indriyatno Banyumurti, menegaskan bahwa kolaborasi ini tidak sekadar mengembangkan alat berbasis AI, tetapi juga memperluas partisipasi masyarakat dalam melawan disinformasi.




