Darilaut – Sejumlah organisasi lingkungan dari Jepang dan Indonesia melayangkan protes keras terhadap importir produk biomassa pelet kayu (wood pellet) asal Jepang.
Bukan hanya sebagai importir pelet kayu, Hanwa Co., Ltd perusahaan yang berbasis di Jepang itu, diduga kuat juga ikut memodali usaha produk biomassa tersebut di Gorontalo.
Produk pelet kayu asal Gorontalo dianggap “biomassa terbarukan” sebagai salah satu jenis bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan. Kenyataannya, hutan alam dirusak.
Diduga ada praktik terselubung greenwashing yang dapat menyesatkan publik. Greenwashing ini menunjukkan seolah-olah produk yang dihasilkan ramah lingkungan dan berkelanjutan, padahal tidak seperti itu di lapangan.
“Jika bahan baku energi dikumpulkan dari hutan alam yang dirusak, maka biomassa tidak bisa disebut energi bersih,” demikian pernyataan bersama lima organisasi lingkungan dari Jepang dan Indonesia, masing-masing Friends of the Earth (FoE) Jepang, WALHI Gorontalo, WALHI Nasional, Forest Watch Indonesia (FWI), dan Trend Asia, yang mengirimkan surat resmi kepada Hanwa Co., Ltd.
Koalisi menegaskan bahwa label “biomassa terbarukan” tidak boleh menjadi selubung bagi praktik greenwashing yang menyesatkan publik.
Surat telah dikirimkan pada 6 November 2025, menyoroti keterlibatan langsung perusahaan asal Jepang tersebut dalam rantai pasok biomassa berbasis kayu yang menyebabkan deforestasi dan konflik sosial di Gorontalo, Indonesia.




