PANTAI yang kotor, karang dicungkil, itulah pemandangan di Desa Bangsring. Kegiatan penangkapan ikan dengan cara merusak seperti dengan bom menambah kerusakan terumbu karang di Bangsring. Itu dulu.
Kini Bangsring terus berbenah. Pantai yang berjarak sekira 30 kilometer dari Kota Banyuwangi itu, telah menjadi idola baru wisata ujung timur Pulau Jawa.
Dengan pengembangan konsep kosnervasi dan pariwisata berkelanjutan, Bangsring sukses bertransformasi menjadi tujuan wisata. Bahkan lokasi ini telah dimasukkan untuk nominasi bergengsi oleh United Nation World Tourism Organization (UNWTO).
Lembaga yang fokus pada perkembangan pariwisata dunia tersebut tahun lalu mengadakan UNWTO Awards. Bangsring masuk dalam nominasi dalam kategori “Innovation in Non-GovermentalOrganization” dengan tema “Fisherman and The Act for Biodiversity Program”.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, Bangsring kini banyak dikunjungi wisatawan. Bahkan setiap akhir pekan mencapai ribuan pengunjung.
Menurut Arief, alam itu semakin dilestarikan, akan mensejahterakan, karena laku dijual ke wisatawan. Apalagi dengan konsep konservasi yang kini menjadi tren pariwisata dunia.
Bagaimana daerah ini bisa berubah menjadi kawasan wisata bahkan percontohan konservasi? Hal ini tak lepas dari peran serta masyarakat sendiri yang telah berubah dari perilaku buruk sebelumnya.
Ini bermula dari kesadaran masyarakat yang ingin memperbaiki lingkungannya. Nelayan mengeluhkan hasil tangkapan ikannya yang semakin sedikit dan laut mulai tercemar.
Dipelopori pemuda bernama Ikhwan Arief, para nelayan bahu membahu membentuk superteam untuk memberbaiki ekosistem pantai Bangsring. Terdapat dua kegiatan utama yang dilakukan tim yang menamakan diri sebagai Kelompok Nelayan Rumah Apung Desa Bangsring ini.
Yang pertama pengawasan, kedua adalah konservasi. Tim ini rajin melakukan pengawasan laut dan terumbu karang, sehingga tidak lagi ada aktivitas penangkapan ikan dengan cara merusak seperti bom dan potas di kawasan ini.
Kesadaran ini untuk mengembalikan ekosistem perairan yang dapat menjadi penopang bagi nelayan. Lambat laun, kerja keras ini berbuah baik. Kawasan ini menjadi daerah percontohan konservasi dan pariwisata berbasis swadaya masyarakat.*
Komentar tentang post