Mengutip Antaranews.com, Senin (26/7) Kepala Seksi Data dan Informasi Geofisika Palu, Hendrik Leopatty, mengatakan sesar lokal tersebut belum diketahui detail dan belum memiliki nama.
Menurut Hendrik, dari peta sejarah kegempaan, masih belum ada data terkait dengan gempa yang disebabkan sesar lokal ini.
Keberadaan sesar di sebelah selatan Kepulauan Togean ini juga telah disampaikan Kepala Stasiun Geofisika Palu, Cahyo Nugroho, Oktober tahun 2020. BMKG telah mengkaji sesar sumber gempa yang terjadi selama lima hari aktif di bulan Oktober.
Mengutip Liputan6.com, Jumat 16 Oktober 2020, berdasarkan catatan Stasiun Geofisika Palu, patahan yang belum teridentifikasi itu ada di sebelah selatan Kepulauan Togean. Gempa yang tercatat saat itu Magnitudo 3 sampai 4.
Kaitan sesar lokal yang berada di laut tersebut dengan lainnya, seperti sesar Balantak masih ditelusuri Stasiun Geofisika Palu.
Komentar tentang post