redaksi@darilaut.id
Selasa, 17 Mei 2022
26 °c
Jakarta
28 ° Sab
27 ° Ming
28 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil

Home » Berita » Sulawesi Memiliki Lebih Dari 45 Segmen Sesar Aktif

Sulawesi Memiliki Lebih Dari 45 Segmen Sesar Aktif

redaksi redaksi
3 Februari 2021
Kategori : Berita
Sejarah gempa merusak dan tsunami di seluruh Sulawesi. Perhatikan pantai barat Sulawesi, banyak kejadian gempa di masa lalu. GAMBAR: DARYONO/TWITTER

Sejarah gempa merusak dan tsunami di seluruh Sulawesi. Perhatikan pantai barat Sulawesi, banyak kejadian gempa di masa lalu. GAMBAR: DARYONO/TWITTER

Darilaut – Koordinator Gempa bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan Sulawesi memiliki lebih dari 45 segmen sesar aktif. Para ahli kebumian telah mempelajari karakteristik wilayah Sulawesi.

BMKG juga telah memiliki catatan gempa bumi berulang dengan periode waktu berbeda. Bahkan tercatat dua kali tsunami terjadi yang dipicu oleh fenomena gempa.

“Terjadinya gempa merusak di Majene bukan hal aneh. Secara tektonik, wilayah pesisir dan lepas pantai Sulawesi Barat terletak di zona jalur lipatan dan sesar atau fold and thrust belt,” ujar Daryono, dalam webinar pembelajaran gempa Sulawesi Barat, Senin (1/2).

Webinar ini dengan moderator Plt. Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari yang melibatkan sejumlah narasumber.

Fenomena gempa bumi yang terjadi di wilayah Sulawesi Barat merupakan kejadian berulang.

Menghadapi potensi bahaya gempa, kekuatan bangunan sangat penting untuk dievaluasi dan diperkuat. Sehingga aman bagi para penghuni yang memanfaatkan bangunan yang masih berdiri pascagempa Magnitudo 6,2.

Secara khusus, wilayah Majene dan Mamuju pernah terdampak gempa secara berulang dengan periode waktu berbeda.

Daryono mengatakan fenomena gempa di wilayah itu tercatat sejak 1967. Historis gempa merusak dan pernah terjadi tsunami, antara lain gempa Majene M 6,3 pada 1967.

Kemudian 23 Februari 1969 dengan magnitudo 6,9. Dua kejadian ini memicu terjadinya tsunami. Total lebih dari 100 warga meninggal dunia pada dua peristiwa tersebut.

Selanjutnya gempa Mamuju M 5,8 pada 6 September 1972, gempa Mamuju M 6,7 pada 8 Januari 1984, dan kejadian sebelum kejadian kemarin yaitu pada 7 November 2020, Rangkaian gempa ini bersifat merusak.

Lalu, gempa Majene yang terjadi pada dua hari berurutan yaitu 14 Januari 2021 dengan M 5,9 dan 15 Januari 2021 dengan M 6,2.

Pascagempa M6,2 BMKG mencatat hingga Senin 1 Februari 2021, telah terjadi 39 kali gempa susulan.

“Total jumlah gempa sejak terjadi gempa pembuka tercatat 48 kali dengan gempa dirasakan sebanyak 10 kali,” ujar Daryono.

Dilihat dari sisi kerusakan bangunan, gempa awal tahun ini sangat merusak. Namun demikian tampak titik-titik kerusakan tersebar tidak merata.

Analisis kerusakan pada bangunan tampak ada kerusakan, seperti pada area sambungan balok kolom dan dilatasi.

Dilatasi merupakan sambungan atau pemisahan pada bangunan, yang berfungsi menghindari terjadinya keretakan atau putusnya sistem struktur bangunan apabila terjadi beban pada bangunan.

Menurut ahli geologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Benyamin Sapiie, kabupaten Majene dan Mamuju merupakan daerah aktif deformasi berupa lipatan anjakan, yang melibatkan batuan dasar dan memperlihatkan keaktifan gempa tinggi.

“Gempa Mamuju yang terjadi juga diakibatkan oleh aktivitas sesar naik pada zona fold-thrust-belt di bawah permukaan yang melibatkan batuan dasar, yang merupakan bagian dari zona FTB Sulawesi Barat,” katanya.

Guru Besar Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB Iswandi Imran mengatakan faktor kerusakan bangunan tertentu dipengaruhi acuan terhadap building code yang mengacu pada SNI 2002 atau sebelumnya.

Menurut Iswandi, seismic detailing yang terpasang kemungkinan besar tidak memadai untuk zona gempa tinggi.

Seismic detailing biasanya diperhatikan dalam struktur bangunan, khususnya pada bagian balok dan kolom untuk mempertahankan kekuatan apabila terjadi guncangan.

Imran mengatakan, strategi jangka panjang untuk mitigasi risiko pada bangunan yang ada perlu dikaji ulang serta diretrofit agar dapat menahan kejadian gempa besar yang mungkin terjadi.

“Perlu disusun peta kerentanan atau risiko bangunan, khususnya bangunan hunian, di wilayah Sulbar,” ujarnya.

Perancangan bangunan baru, kata Imran, agar dilakukan secara konsisten dengan mengacu pada SNI gempa dan SNI detailing terkini. Ini akan berpengaruh terhadap dampak, baik korban jiwa maupun kerusakan bangunan.

Untuk jangka pendek, kata Imran, perlu disepakati level hazard gempa relevan, yang dapat digunakan untuk mengevaluasi bangunan-bangunan penting eksisting. Khususnya yang direncanakan berdasarkan SNI 2002.

Hal ini perlu dilakukan dalam masa tanggap darurat mengingat bangunan yang ada kemungkinan belum diberi seismic detailing yang memadai pada zona gempa tinggi.

Tags: BMKGBNPBGempaGempa SulawesiITB
Bagikan4Tweet2KirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

Ilustrasi siklon tropis. GAMBAR: ZOOM.EARTH
Berita

Bibit Siklon Tropis 91P Tumbuh Dekat Vanuatu

17 Mei 2022
GAMBAR: ZOOM.EARTH
Berita

Gelombang Panas dan Badai Petir Melanda Eropa Barat

17 Mei 2022
Blood moon (Bulan darah) terlihat saat gerhana bulan penumbra di Santiago, pada 15 Mei 2022. FOTO: MARTIN BERNETTI/AFP/SPACE.COM
Berita

Bulan Darah Terlihat Saat Peristiwa Gerhana

16 Mei 2022
Next Post
Peta tektonik dan sesar aktif di Indonesia. GAMBAR: DARYONO/TWITTER

Januari 2021, BMKG Mencatat Peningkatan Aktivitas Gempa Tektonik di Indonesia

FOTO: BASARNAS

Pencarian Korban Tug Boat Mitra Jaya XIX Terhalang Cuaca Buruk

Komentar tentang post

Bandung, Indonesia
Selasa, Mei 17, 2022
Mostly Cloudy
24 ° c
72%
11mh
-%
28 c 19 c
Rab
26 c 18 c
Kam
27 c 18 c
Jum
26 c 17 c
Sab

TERBARU

Bibit Siklon Tropis 91P Tumbuh Dekat Vanuatu

Gelombang Panas dan Badai Petir Melanda Eropa Barat

Bulan Darah Terlihat Saat Peristiwa Gerhana

Akan Dikirim ke Manado, KKP Proses Hukum 4.030 kg Sirip Hiu di Baubau

Dua Kapal Rusak Mesin di Perairan Batam

Gunung Awu di Pulau Sangihe Level III

REKOMENDASI

Bisnis Telur Penyu Masih Menggiurkan

Cegah Abrasi, Relawan Dompet Dhuafa Tanam Seribu Pohon

Erupsi Semeru, Tim Masih Mencari Korban yang Hilang

Gubernur Maluku Tandatangani Perda Rencana Zonasi Wilayah Pesisir

Insiden di perairan Cagayan, Kapal Ikan Vietnam Tabrak Kapal Filipina

Histori World Orca Day

TERPOPULER

  • Komet ISON ini diambil dengan teleskop nasional TRAPPIST di Observatorium La Silla ESO pada 15 November 2013. FOTO: TRAPPIST/E. Jehin/ESO/SPACE.COM

    Kisah Komet ISON yang Hancur Berkeping-keping dan Meredup

    3 bagikan
    Bagikan 1 Tweet 1
  • Sekolah Virtual Mengamati Benda Langit dengan Teleskop Terbesar di Dunia

    3 bagikan
    Bagikan 1 Tweet 1
  • Dr Hawis Madduppa Ahli Keanekaragaman Hayati Laut IPB University Wafat

    3 bagikan
    Bagikan 1 Tweet 1
  • Teknologi Penginderaan Jauh untuk Riset Kelautan

    32 bagikan
    Bagikan 13 Tweet 8
  • Tahun 2022, Pulau Jawa Paling Banyak Kejadian Bencana Alam

    6 bagikan
    Bagikan 2 Tweet 2
  • Bencana Alam Tahun 2022, Lebih Dari 1 Juta Jiwa Mengungsi

    21 bagikan
    Bagikan 8 Tweet 5
  • Kuda Laut, Ikan yang Dipercaya Dapat Menyembuhkan Berbagai Penyakit

    160 bagikan
    Bagikan 68 Tweet 38
  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk