Darilaut – Aktivitas Gunungapi Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro (Siau Tagulandang Biaro) Sulawesi Utara, yang berada di level Level II (Waspada) diturunkan menjadi Level I (Normal).
Hasil evaluasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, tidak terjadi perubahan visual dalam bentuk hembusan gas atau fenomena lain yang teramati dari arah kawah/ puncak selama periode April hingga Juni 2022.
Pada 17 April 2022, jumlah Gempa Vulkanik Dalam masih tinggi. Hal ini diakibatkan terekamnya 127 kali gempa tersebut.
Kemudian jumlah Gempa Vulkanik Dalam menurun menjadi 6 hingga 20 kejadian pada 11-31 Mei, dan 1 hingga 2 kejadian pada periode 1-21 Juni 2022.
Pada 18 April hingga 11 Mei 2022, alat perekam kegempaan mengalami gangguan, sehingga tidak diperoleh jumlah dan jenis gempa. Namun demikian, pola kegempaan menurun hingga akhir periode pengamatan.
Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, kenaikan jumlah Gempa Vulkanik Dalam diduga berkaitan dengan kejadian Gempa Terasa yang terjadi pada April 2022 yang memicu terjadinya peretakan batuan di bawah tubuh Gunung Ruang.
Hingga saat ini kegempaan didominasi oleh Gempa Tektonik Jauh dan tidak ada gejala kenaikkan pada Gempa Vulkanik Dalam atau pun munculnya jenis gempa vulkanik lain yang berkaitan dengan kenaikkan magma ke permukaan.
Gunungapi Ruang berlokasi di Pulau Ruang, Kecamatan Tagulandang. Gunung ini merupakan gunungapi stratovolcano Tipe-A.
Letusan Gunung Ruang tercatat di antaranya pada tahun 1603, 1808, 1810, 1840, 1870, 1871, 1874, 1889, 1904, 1905, 1914, 1915, 1946, 1949 dan 2002.
Erupsi terakhirnya pada 25 September 2002 terjadi setelah gunungapi ini mengalami lima puluh tahun lebih masa istirahat.
Letusan tersebut menghasilkan kolom letusan dengan ketinggian lebih dari 5 km di atas puncak, satelit mendeteksi ketinggian abu vulkanik hingga lebih dari 16 km.
Letusan juga disertai dengan aliran awan panas yang mengarah ke sektor selatan-tenggara hingga ke laut.
Pada April 2022, terjadi peningkatan aktivitas kegempaan Gunung Ruang, berupa terekamnya 121 kali gempa Vulkanik Dalam (VA) selama periode 1 hingga 16 April 2022.
Berdasarkan catatan sejarah letusan Gunung Ruang, potensi ancaman bahaya utama berasal dari erupsi eksplosif yang disertai lontaran material piroklastik ke segala arah dan aliran piroklastik (awan panas) utamanya ke arah timur, tenggara, selatan dan baratdaya.
Potensi bahaya letusan Gunung Ruang berdasarkan Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Ruang dibagi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ke dalam tiga tingkatan.
Pertama, Kawasan Rawan Bencana-III (KRB-III), adalah kawasan yang selalu terancam aliran awan panas, aliran lava dan gas vulkanik dengan konsentrasi tinggi dan berbahaya. Kawasan ini juga selalu terancam hujan abu lebat dan lontaran batu (pijar) berukuran lebih dari 6 cm.
Kedua, Kawasan yang berpotensi terlanda lontaran batu (pijar) ini berada pada radius sekitar 2,5 km dari pusat erupsi.
Ketiga, Kawasan Rawan Bencana-II (KRB-II), adalah kawasan yang terancam aliran awan panas, aliran lava dan gas vulkanik dengan konsentrasi tinggi dan berbahaya. Kawasan ini juga selalu terancam hujan abu lebat dan lontaran batu (pijar) berukuran 2 – 6 cm. Kawasan ini berada pada radius sekitar 5 km dari pusat erupsi.
Keempat, Kawasan Rawan Bencana-I (KRB-I), adalah kawasan yang berpotensi terlanda hujan abu, kemungkinan dapat terlanda lontaran batu dan perluasan lahar/awan panas.
Kawasan ini juga berpotensi terlanda aliran lahar yaitu yang berada di sepanjang daerah aliran sungai/di dekat lembah sungai atau di bagian hilir sungai yang berhulu di daerah puncak. Kawasan yang berpotensi terlanda lontaran batu ini berada pada radius 7 km dari pusat erupsi.
Komentar tentang post